Site icon sakawarta.com

Anggota DPR Obon Tabroni: Program MBG Upaya RI Mengejar Ketertinggalan dengan Vietnam dan Laos

Sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Bekasi, Jawa Barat. Foto: ist.

Sakawarta, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Obon Tabroni turut memantau sosialisasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dilakukan Badan Gizi Nasional (BGN) di Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

Adapun sosialisasi program MBG diikuti 300-an peserta dari warga setempat di Aula Kantor Desa Cikaregaman, Bekasi pada Rabu (26/2/2025) dimulai pukul 09.00 WIB.

Obon Tabroni menjelaskan, pemerintah melalui BGN meluncurkan Program MBG sebagai bagian dari visi Indonesia Maju 2045. Ia menekankan, program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat terutama anak-anak sekolah, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya.

“Guna menciptakan generasi yang lebih cerdas dan sehat,” kata dia dalam rilis pers resmi di Jakarta, Sabtu (8/3/2025).

Menurut Obon, gizi yang baik akan membantu perkembangan anak-anak menjadi lebih maksimal. Berdasarkan data yang ada, rata-rata IQ anak Indonesia masih tertinggal dibandingkan negara tetangga seperti Vietnam dan Laos.

“Dengan adanya MBG, diharapkan generasi mendatang memiliki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang lebih baik. Perubahan pola makan dan kebiasaan baik MBG tidak hanya memberikan makanan bergizi, tetapi juga membangun kebiasaan makan sehat sejak dini,” ujar Obon Tabroni.

Awalnya, kata dia, banyak anak yang tidak menyukai sayur. Tetapi dengan pola makan bersama di sekolah yang dipantau oleh guru, mereka mulai terbiasa.

“Ini adalah langkah positif dalam membentuk pola makan sehat,” ucap Obon.

Ia menjelaskan, program ini juga mengacu pada praktik terbaik dari negara-negara maju seperti Jepang, yang telah menerapkan program makan bergizi gratis selama puluhan tahun.

“Indonesia kini mulai mengejar ketertinggalan dalam hal pemenuhan gizi anak,” ujarnya.

Ia menuturkan, bukan hanya untuk meningkatkan gizi masyarakat, program MBG juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat local, berkolaborasi seperti dengan menyediakan bahan baku untuk kemudian dikelola.

“Dampak ekonomi dan ketahanan pangan selain meningkatkan gizi, MBG juga berkontribusi terhadap ketahanan pangan nasional dengan melibatkan ekosistem ekonomi lokal. Bahan baku yang digunakan dalam program ini berasal dari daerah sekitar melalui kerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) dan koperasi. Setiap bulannya, program ini memerlukan Beras: ±10 ton, Daging: ±7 ton, Buah: ±6,5-7 ton,” jelas Obon.

Dengan keterlibatan petani dan peternak lokal, MBG diharapkan mampu mendorong swasembada pangan dan menciptakan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat setempat.

Perwakilan Badan Gizi Nasional Dedi Suprijadi menegaskan, Program MBG ini tidak dipungut biaya dalam bentuk apa pun.

“Masyarakat diimbau untuk berhati-hati terhadap pihak-pihak yang mengatasnamakan program ini dan meminta pembayaran untuk menjadi pemasok, pekerja, atau bentuk keterlibatan lainnya,” katanya.

Sebagaimana diketahui, Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya keberlanjutan program ini untuk menciptakan generasi sehat dan unggul.

“Pemerintah berkomitmen untuk terus mengembangkan dan memperluas jangkauan MBG agar manfaatnya dapat dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat,” tambah Obon.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program nasional yang bertujuan untuk meningkatkan gizi dan kesehatan masyarakat Indonesia, terutama bagi anak-anak sekolah dan kelompok rentan. Program ini didesain untuk menciptakan generasi emas 2045 yang sehat, cerdas, dan berdaya saing tinggi.

Exit mobile version