Ekonomi

BTN Syariah Bakal Dukung Penuh Pengembang Properti di Aceh

BTN Syariah di Aceh tengah dikembangkan, sehingga berpotensi untuk tumbuh lebih besar.

Sakawarta, Jakarta – Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menanggapi harapan pengembang properti di Provinsi Aceh soal bank konvensional sehingga dapat kembali beroperasi, sebab perbankan syariah dinilai belum cukup mendukung pembiayaan perumahan bersubsidi khusus untuk masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) di kawasan tersebut.

Nixon mengatakan, keputusan tersebut ada pada Pemerintah Aceh. Mengingat, sebelumnya kebijakan itu berasal dari permintaan pemerintah setempat.

“Memang saya pernah dengar ada aspirasi sebagian masyarakat di Aceh untuk kembali membuka perbankannya nggak hanya syariah. Tapi saya pikir itu kita letakkan ke Pemerintah Aceh aja karena dulu yang minta juga mereka,” ujar Nixon kepada wartawan pada Rakernas APERSI 2024 di Hotel Pullman Jakarta Central Park, Selasa (24/7/2024).

Adapun Bank Tabungan Negara (BTN) sudah ada di Aceh berupa BTN Syariah mengikuti hukum yang berlaku. Nixon mengatakan BTN Syariah di Aceh tengah dikembangkan, sehingga berpotensi untuk tumbuh lebih besar.

“Hari ini memang sedang ngembangin BTN Syariah di Aceh. Nanti kalau BTN Syariah-nya jadi spin off, mungkin akan lebih besar di Aceh dibanding hari ini,” ucapnya.

Baca Juga  BTN Raih Penghargaan Best Savings Bank 2024 di Thailand

Sebelumnya, Ketua Dewan Pengurus Daerah Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (DPD REI) Aceh, Zulkifli HM Juned mengungkapkan jumlah bank yang melayani pembiayaan rumah subsidi di Aceh terbatas.

“Nasib pengembang di Aceh tidak seberuntung pelaku usaha di daerah lain karena tidak adanya dukungan pembiayaan dari bank pelaksana selain perbankan syariah. Jumlah bank pelaksana yang melayani skema pembiayaan untuk pengembangan rumah bersubsidi di Aceh sangat terbatas hanya bank syariah,” kata Zulkifli dalam keterangan tertulis belum lama ini.

Ia menilai dengan berkurangnya keberadaan bank konvensional di Aceh membuat pembiayaan pengembangan hunian subsidi terkendala.

“Tidak hanya itu, masyarakat di Aceh juga kesulitan dalam mengajukan kredit pemilikan rumah (KPR) bersubsidi,” kata Zulkifli.

Related Articles

Back to top button