Sakawarta.com, Jakarta – Ekonomi Wijayanto Samirin mengkhawatirkan deal Amerika Serikat yang mengizinkan tarif impor barang dari Indonesia sebesar 19 persen, atau turun dari sebelumnya 32 persen.
Ia mencatat banyak negara di Asia mendapat kebijakan impor tarif lebih rendah lantaran pemerintahnya melakukan negosiasi.
”Thailand, Malaysia, India, Filipina dan lain-lain bukan tarif setelah nego. Saya yakin tarif mereka akhirnya lebih rendah dari Indonesia,” kata Wijayanto dikutip dari keterangan resmi pada Minggu (20/7/2025).
Ia meyakini apabila dilakukan dengan langkah tepat, maka Indonesia bisa mendapat di bawah 19 persen.
”Saya yakin sebenarnya kita masih bisa lebih rendah dari 19%, jika pak Prabowo Subianto berkenan telepon Presiden AS Donald Trump lagi,” ujarnya.
Indikasinya jelas, kata dia, kompensasi yang RI dan Vietnam berikan ke AS relatif sama.
Namun, lanjutnya, Vietnam turun dari 46% ke 20%, sementara RI turun dari 32% ke 19%.
”Saya percaya, kita bisa turun ke 15% sebenarnya,” tuturnya.
Ia mengaku paling khawatir dari komitmen RI ke AS, ada deal memborong 50 Boeing 777. Menurutnya, hal ini cenderung mengada-ada.
Sebab, Boeing 777 tersebut tergolong pesawat model lama yang terkenal tidak nyaman dan tidak efisien, kalah jauh dibanding Boeing 787.
”Ini pesawat wide body yang cocok untuk long overhaul, padahal Garuda lebih butuh 737. Jika memaksakan memanfaatkan utk international flight, Garuda akan kalah saing dengan SQ, Thai, Qatar, Turkish,” ucapnya.
Menurut dia, detail term negosiasi harus tidak memberatkan RI sebelum diumumkan resmi kepada publik.
”Kesepakatan ini, sementara bisa disebut Win-Win. Tetapi akhirnya tergantung berapa tarif yang diberikan kepada negara-negara dengan structure export mirip dengan Indonesia (Vietnam, China, Thailand, Malaysia, dan Indonesia). Ini bukan tentang AS dan Indonesia, tetapi tentang persaingan Indonesia dengan negara-negara tersebut, untuk memperebutkan pasar AS,” kata Wijayanto.