Darat

Jasa Marga Komit Jaga Cagar Budaya Saluran Mataram di Proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen

Menawarkan solusi inovatif berupa struktur portal untuk melindungi dan menjaga cagar budaya tersebut selama proses konstruksi Jalan Tol Yogyakarta-Bawen.

Sakawarta, Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) Tbk. melalui anak usahanya PT Jasamarga Jogja Bawen (PT JJB) menegaskan komitmen untuk menjaga lingkungan Cagar Budaya Saluran Mataram di sekitar proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen.

“Jalan tol ini melintasi Cagar Budaya Saluran Mataram yang harus dijaga kelestariannya,” kata Direktur Utama PT JJB A.J Dwi Winarsa dalam rilis pers dikutip Sabtu (12/10/2024).

Dwi menuturkan, sebagai bentuk tanggung jawab terhadap warisan budaya, PT JJB telah menawarkan solusi inovatif berupa struktur portal untuk melindungi dan menjaga cagar budaya tersebut selama proses konstruksi Jalan Tol Yogyakarta-Bawen.

“Struktur ini dirancang untuk memastikan bahwa keberadaan cagar budaya tetap terjaga dengan baik tanpa terganggu dengan jalannya pembangunan,” katanya.

Dwi menyebutkan, selain upaya pelestarian budaya dan untuk memastikan kelancaran pelaksanaan pembangunan di lapangan, PT JJB juga aktif berkoordinasi dengan berbagai pihak di antaranya Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengadaan Tanah Jalan Tol Yogyakarta-Bawen dari Ditjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kemudian, Badan Pertanahan Nasional Kantor Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), serta Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).

“Koordinasi yang intensif dengan para pemangku kepentingan ini bertujuan untuk memastikan bahwa semua aspek pengadaan lahan dan kebutuhan konstruksi dapat ditangani dengan baik dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,” katanya.

Baca Juga  Pihak Istana Minta Roatex Jangan Kaku soal Sistem Transaksi Tol Nirsentuh MLFF
Jalan Tol Yogyakarta-Bawen. Foto: Jasa Marga.

Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana menjelaskan, selain upaya pelestarian budaya, pihaknya juga telah merealisasikan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) berbasis Creating Shared Value (CSV) di proyek jalan tol Yogyakarta-Bawen sebagai upaya pengendalian proses konstruksi agar selaras dengan komitmen perusahaan dalam menjaga pembangunan berkelanjutan.

“Sebagai bagian dari komitmen berkelanjutan dan kontribusi kepada masyarakat di sekitar proyek Jalan Tol Yogyakarta-Bawen, Jasa Marga telah mengimplementasikan program TJSL yaitu Jasa Marga Medical Keliling (Jamedlink) untuk memberikan akses pelayanan kesehatan yang mudah dan meningkatkan kesadaran serta wawasan masyarakat,” ujar Lisye.

Jalan Tol Yogyakarta-Bawen membentang melintasi dua provinsi, yakni Provinsi Jawa Tengah sepanjang 66,32 Km dan Daerah Istimewa Yogyakarta sepanjang 8,80 Km.

Proyek ini terbagi menjadi 6 seksi, yaitu Seksi 1 Yogyakarta-Banyurejo (8,80 Km), Seksi 2 Banyurejo-Borobudur (15,20 Km), Seksi 3 Borobudur-Magelang (8,10 Km), Seksi 4 Magelang-Temanggung (16,65 Km), Seksi 5 Temanggung-Ambarawa (21,39 Km), dan Seksi 6 Ambarawa-Bawen (4,98 Km).

Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN), jalan tol ini bertujuan untuk mendukung program pemerintah dalam pengembangan infrastruktur.

Lisye menyebutkan, ketika beroperasi penuh nanti, perjalanan antara Semarang dan Yogyakarta diharapkan menjadi lebih efisien, dengan waktu tempuh yang awalnya 3 jam dapat dipersingkat menjadi hanya 1,5 jam.

“Pembangunan tol ini tidak hanya akan memperlancar distribusi barang tetapi juga mendorong pengembangan industri dan pariwisata, serta meningkatkan konektivitas, terutama di wilayah selatan Pulau Jawa,” katanya.

Related Articles

Back to top button