Site icon sakawarta.com

Kebijakan Tarif Impor Trump, Agenda Alih Perhatian Atas Tragedi Genosida di Gaza

Prof. Dr. Syafrudin Karimi, SE, MA, pakar ekonomi Universitas Andalas (Foto: dok. Humas Unand).

Sakawarta, Jakarta – Ekonom dari Departemen Ekonomi Universitas Andalas, Syafruddin Karimi berpendapat, kebijakan tarif impor yang digaungkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, tidak sekadar menjadi instrumen ekonomi semata.

Tetapi, lanjutnya, juga menjadi alat politik yang digunakan AS untuk mengatur narasi global bisa menyoal tragedi kemanusiaan di Gaza, guna membelokkan opini publik dan menciptakan kegaduhan yang menguntungkan elite kekuasaan tertentu.

“Pernyataan bahwa tarif Trump berfungsi sebagai alat pengalihan perhatian dunia dari tragedi kemanusiaan di Gaza patut menjadi alarm moral bagi komunitas internasional,” kata Prof. Syafruddin dikutip Senin (21/4/2025).

Ia menyoroti, ketika dunia sibuk bereaksi terhadap tekanan tarif sepihak yang dikenakan terhadap puluhan negara, perhatian global terhadap krisis kemanusiaan seperti genosida yang tengah berlangsung di Gaza, Palestina, menjadi teralihkan dan terpinggirkan.

Prof. Syafruddin menegaskan, keterkaitan antara dukungan politik tanpa syarat Amerika Serikat terhadap Israel dan kebijakan agresif ekonominya terhadap dunia patut dibaca secara jernih.

Menurut dia, ketika negara-negara terpaksa fokus menanggulangi kerugian akibat tarif tinggi, ruang untuk bersolidaritas dan bersuara terhadap kejahatan kemanusiaan menjadi menyempit.

“Dunia akhirnya lebih sibuk menyelamatkan neraca perdagangan ketimbang menyelamatkan nyawa manusia. Maka, membongkar relasi ini bukan hanya tugas aktivis atau diplomat, tetapi juga tanggung jawab moral semua pihak yang menginginkan tatanan dunia yang adil—baik secara ekonomi maupun kemanusiaan,” ujarnya.

Syafruddin menilai, kebungkaman terhadap perundungan ekonomi dan ketidakadilan global akan memperkuat dominasi yang menindas di dua medan sekaligus, yakni pasar dan kehidupan.

Sebab, dunia harus menyadari bahwa genosida di Gaza tidak hanya dibiayai dengan senjata, tetapi juga ditopang oleh sistem ekonomi yang disusun untuk membungkam kepedulian.

“Maka, melawan tarif sepihak dan membela Gaza sesungguhnya merupakan dua sisi dari perjuangan yang sama, mempertahankan martabat dan kemanusiaan dalam dunia yang semakin dikendalikan oleh kekuasaan yang tak terkendali,” katanya.

Exit mobile version