Site icon sakawarta.com

KKP dan YKAN Komit Lestarikan Wilayah Pesisir dan Perairan Indonesia

Apresiasi YKAN terhadap mitra untuk kerja kolabrasi selama satu dekade. Foto: YKAN.

Sakawarta, Jakarta – Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI meningkatkan kolaborasi dengan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) dalam melestarikan wilayah pesisir dan laut Indonesia melalui lima arah kebijakan ekonomi biru yang menempatkan ekologi sebagai panglima.

Kepala Biro Perencanaan KKP Andy Artha Donny Oktopura menjelaskan, arah kebijakan dimaksud dalam aspek memperluas kawasan konservasi laut, menerapkan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budi daya laut, pesisir, dan daratan yang berkelanjutan, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, hingga pengelolaan sampah plastik di laut.

Andy Artha berujar, belajar dari proses transformasi tata kelola pembangunan sektor kelautan dan perikanan yang telah berhasil dilakukan di beberapa negara maju, KKP menyadari implementasi kebijakan ekonomi biru di Indonesia menghadapi tantangan yang sangat kompleks dan bersifat multidimensi, sehingga tidak dapat dilakukan secara cepat dan sendiri.

“Kolaborasi dan sinergi antara KKP dengan mitra, termasuk YKAN, menjadi kunci untuk mencapai triple win Ekonomi Biru di Indonesia yaitu Ocean Health, Ocean Wealth, dan Ocean Prosperity, serta pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs),” ujar Andy Artha Donny Oktopura, dalam acara perayaan ke-10 YKAN bertema Together, We Find a Way di Jakarta, Selasa (12/11/2024).

Direktur Konservasi Ekosistem dan Biota Perairan KKP Muhammad Firdaus Agung berpendapat, kolaborasi menjadi kunci menghadapi tantangan dalam kerja konservasi.

Ia menekankan, kolaborasi dengan mitra dapat menjawab tantangan yang seringkali muncul dalam kerja konservasi dan memperkuat digitalisasi pendataan yang telah dilakukan untuk konservasi perairan.

“Kami mengapresasi kerja bersama mitra pembangunan seperti YKAN, yang memiliki basis science (ilmu pengetahuan) yang kuat juga dalam hal pendampingan masyarakat,” tuturnya.

Panen hasil laut oleh kelompok sasi perempuan Waifuna, Kampung Kapatcol, Misool Barat, Raja Ampat. Foto: YKAN.

Salah satu pendampingan yang melibatkan peran aktif masyarakat dalam upaya pelestarian pesisir dan laut, dilakukan sejak tahun 2016 terhadap kelompok perempuan untuk kegiatan sasi laut.

Sasi laut merupakan bentuk kearifan lokal di wilayah Maluku dan Papua, di mana masyarakat sepakat untuk tidak mengambil hasil laut selama periode tertentu.

“Kami dibantu untuk memilih lokasi sasi yang tepat, di mana hewan-hewan laut bisa berkembang biak dengan baik sehingga hasil sasi lebih melimpah. Hasil dari sasi kami gunakan untuk pendidikan anak-anak dan tabungan di masa depan jika ada yang mengalami kesusahan,” kata Ketua Kelompok Sasi Perempuan di Kampung Aduwei, Raja Ampat, Mama Ribka Botot yang hadir dalam acara HUT ke-10 YKAN.

Selain KKP dan Mama Ribka, turut hadir dalam kegiatan tersebut lembaga donor, mitra masyarakat, perwakilan masyarakat adat, dan pemangku kepentingan lainnya.

Exit mobile version