Sakawarta, Jakarta – Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN menetapkan Direktur Jenderal Pajak (Dirjen Pajak) Suryo Utomo mengisi posisi Komisaris Utama BTN.
Sementara, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah sebagai Komisaris BTN dan Pietra Machreza Paloh sebagai Komisaris Independen BTN.
Kemudian, Asisten Deputi Bidang Manajemen Risiko dan kepatuhan di Kementerian BUMN Dwi Ary Purnomo mengisi posisi Wakil Komisaris Utama BTN.
Lalu, Nixon LP Napitupulu masih menjabat sebagai Direktur Utama BTN.
Adapun RUPST Tahun Buku 2024 diselenggarakan di Menara BTN, Jakarta Pusat pada Rabu (26/3/2025) kemarin.
BTN semula merencanakan RUPST Tahun Buku 2024 pada Jumat (14/3/2025). Namun, jadwal tersebut diundur menjadi Rabu kemarin. Perubahan jadwal tersebut berkaitan dengan pemberlakuan Undang-Undang BUMN terbaru.
Berikut susunan kepengurusan BTN terbaru sebagai berikut:
Dewan Komisaris
- Komisaris Utama: Suryo Utomo
- Wakil Komisaris Utama: Dwi Ary Purnomo
- Komisaris: Fahri Hamzah
- Komisaris Independen: Ida Nuryanti
- Komisaris Independen: Pietra Machreza Paloh
- Komisaris Independen: Panangian Simanungkalit
Dewan Direksi
- Direktur Utama: Nixon LP Napitupulu
- Wakil Direktur Utama: Oni Febriarto Rahardjo
- Direktur Information Technology: Tan Jacky Chen
- Direktur Treasury & International Banking: Venda Yuniarti
- Direktur Corporate Banking: Helmy Afrisa Nugroho
- Direktur Finance & Strategy: Nofry Rony Poetra
- Direktur Operations: I Nyoman Sugiri Yasa
- Direktur Network and Retail Funding: Rully Setiawan
- Direktur Human Capital & Compliance: Eko Waluyo
- Direktur Commercial Banking: Hermita
- Direktur Consumer Banking: Hirwandi Gafar
- Direktur Risk Management: Setiyo Wibowo
Laba bersih BTN dan Strategi Bisnis
Pada tahun 2024, BTN meraih laba bersih sebesar Rp3 triliun. Pendapatan laba bersih BTN mengalami penurunan hingga 14 persen dibandingkan dengan perolehan laba bersih pada tahun 2023 senilai Rp3,5 triliun.
Di sisi lain, penyaluran kredit dan pembiayaan sebesar pada tahun 2024 mengalami pertumbuhan hingga 7,3 persen atau setara Rp357,97 triliun.
Pertumbuhan juga terjadi pada lini penghimpunan simpanan, dana pihak ketiga tercatat meningkat 9,1 persen menjadi Rp381,67 triliun.
Berdasarkan capaian dalam satu tahun terakhir, BTN sepakat untuk membagikan dividen sebesar Rp751,83 miliar atau setara 25 persen dari total laba bersih. Sementara 75 persen dari laba bersih senilai Rp2,25 triliun akan ditahan untuk pengembangan usaha perseroan.
RUPST BTN 2025 Tahun Buku 2024 juga menyetujui untuk mengakuisisi bank umum syariah, PT Bank Victoria Syariah (BVIS) yang menjadi bagian dari rencana spin-off atau pemekaran Unit Usaha Syariah (UUS) yakni BTN Syariah.
“Dengan mengantongi persetujuan itu, BTN akan melanjutkan proses pengajuan izin akuisisi kepada regulator,” ujar Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu, dikutip dari Antara, Kamis (27/3/2025).
Proses akuisisi rencananya akan tuntas dalam kurun waktu dua bulan ke depan. BTN mengeluarkan dana sekitar Rp1,5 – 1,6 triliun untuk akuisisi BVIS. Dana tersebut digelontorkan untuk membeli Surat Berharga Negara (SBN) milik BVS dan loan equity aset BVIS.
RUPST BTN juga menyetujui rancangan restrukturisasi dalam rangka pemekaran usaha bisnis syariah perseroan. Berdasarkan laporan keuangan BTN Tahun 2024, BTN Syariah memiliki total aset sebesar Rp60,56 triliun per Desember 2024.
“Dengan kondisi itu (aset), maka sesuai dengan ketentuan Pasal 59 POJK (Peraturan Otoritas Jasa Keuangan) 12 Tahun 2023, BTN wajib untuk melakukan pemisahan terhadap UUS perseroan,” ujar Nixon.