Sakawarta, Jakarta – PT Waskita Karya (Persero) Tbk menyatakan progres pengerjaan moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai saat ini mencapai 67,122 persen.
Corporate Secretary Waskita Karya Ermy Puspa Yunita mengatakan, pengerjaan LRT tersebut per 5 September 2025 sudah dalam tahap pemasangan komponen struktur atas (slab deck) dan jalur rel (trackwork rail).
Struktur balok girder yang melintasi Tol Wiyoto Wiyono, kata dia, juga sedang dipasang untuk memudahkan sekaligus meningkatkan efisiensi waktu pembangunan.
“Pemasangan pondasi jalur layang di sekitar Pintu Air Manggarai dan Flyover Matraman juga sedang dilakukan. Begitu pula dengan pekerjaan struktur Stasiun Manggarai. Sementara untuk Stasiun Rawamangun serta Matraman sudah mencapai tahap penyelesaian arsitektur,” ujar Ermy di Jakarta, Jumat (5/9/2025).
Ia mengatakan, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B dengan lintasan sepanjang 6,4 kilometer (km) itu merupakan lanjutan dari fase 1A rute Pegangsaan Dua-Velodrome. Nantinya, kata dia, LRT Jakarta Fase 1B rute Velodrome-Manggarai memiliki lima stasiun baru, yaitu Stasiun Pemuda Rawamangun, Pramuka BPKP, Pasar Pramuka, Matraman, dan Manggarai.
“Keberadaan LRT Jakarta baru ini akan menyempurnakan integrasi transportasi di Stasiun Manggarai. Proyek ini diharapkan dapat mendorong pengguna transportasi umum lebih banyak lagi,” kata Ermy.
Selain itu, kata dia, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B merupakan upaya Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk mengurai kemacetan di ibu kota.
Ia mengatakan, Waskita Karya berinovasi agar pengerjaan proyek lebih efisien dari sisi biaya dan waktu, salah satunya dengan long span (bentang panjang), termasuk metode pelaksanaan dan implementasi Building Information Modelling (BIM) sampai level 7D.
Implementasi inovasi long span, kata dia, bertujuan memudahkan pengerjaan proyek yang berada di area jalan raya dengan lalu lintas hingga jalur tol aktif dan padat di Jakarta, serta simpang besar dan jalur lintas kereta aktif.
“Penerapan BIM sampai level 7D dilakukan untuk mendukung pelaksanaan monitoring dan pengendalian proyek. Inovasi ini dapat memudahkan pemeliharaan saat operasional,” jelasnya.
Untuk informasi, PT Jakarta Propertindo sebagai pemilik proyek LRT Jakarta menunjuk Waskita Karya sebagai kontraktor utama pembangunan LRT Jakarta Fase 1B Velodrome-Manggarai melalui proses tender.
Total anggaran pembangunan moda transportasi itu sebesar Rp4,1 triliun yang berasal dari Penyertaan Modal Daerah (PMD) ke PT Jakarta Propertindo (Perseroda), yang bersumber dari Anggaran Pembangunan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta.