Bisnis

10 Proyek Infrastruktur Monumental Kebanggaan Wijaya Karya (WIKA)

Proyek-proyek pionir yang dikerjakan oleh WIKA sebagai pelopor dalam proyek unggulan di Indonesia.

Sakawarta, Jakarta – PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) membuat berbagai karya monumental dalam pembangunan infrastruktur strategis di Indonesia selama 10 tahun terakhir.

Sejak didirikan tahun 1960, WIKA berkontribusi pada sejumlah proyek monumental, baik nasional maupun internasional, yang memberikan dampak positif bagi perekonomian dan masyarakat.

Berikut ini adalah proyek-proyek pionir yang dikerjakan oleh WIKA sebagai pelopor dalam proyek unggulan di Indonesia dikutip Sabtu (9/11/2024):

  1. Simpang Susun Semanggi (2016)

Proyek strategis nasional ini bertujuan untuk mengurangi kemacetan dan mempercepat arus lalu lintas di pusat Jakarta hingga 37%. Simpan Susun Semanggi terdiri dari dua flyover melingkar yang tersusun menggunakan 333 segmental box girder dan dibangun tanpa menutup lalu lintas di wilayah tersebut.

  1. Matindok Gas Development Project, Sulawesi Tengah (2017)

Berfungsi sebagai fasilitas pemrosesan gas terbesar dan pertama di Indonesia yang mampu memisahkan dan mengolah gas mentah menjadi produk-produk yang memiliki nilai ekonomis tinggi. Berlokasi di Banggai, Sulawesi Tengah, Matindok memiliki kapasitas 65 Million Standard Cubic Feet per Day (MMSCFD), serta mampu meningkatkan ekonomi dan menyerap tenaga kerja masyarakat lokal daerah, meningkatkan kontribusi sektor minyak dan gas bumi, dan menyumbang devisa bagi negara.

  1. LRT Inner Jakarta, Velodrome – Kelapa Gading (2019)

Pembangunan jalur LRT Pertama di Jakarta yang menghubungkan Kelapa Gading hingga Velodrome. Proyek ini mendukung mobilitas saat Asian Games 2018 karena mempermudah pergerakan atlet, ofisial, dan penonton antara lokasi acara, mengurangi beban transportasi jalan raya. Waktu tempuh menggunakan LRT ini hanya sekitar 5-6 menit dari Velodrome ke Kelapa Gading, sehingga dapat mempermudah mobilitas masyarakat dan membantu mengatasi kemacetan di Jakarta.

  1. Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus-Bundaran HI (2019)

Proyek moda transportasi ini berkontribusi dalam mengurai kemacetan di jalur-jalur utama Ibu Kota Jakarta. Melintasi 13 stasiun pemberhentian, MRT juga bermanfaat untuk memotong waktu tempuh serta menjadi pilihan utama transportasi aman dan nyaman bagi masyarakat, sekaligus mengurangi jumlah emisi kendaraan.

  1. Tanjung Sekong LPG Refrigerated Terminal, Banten (2021)

Proyek ini merupakan LPG refrigerated terminal pertama di Indonesia. Terminal ini memiliki tiga dermaga dan bisa menampung kapal berukuran antara 3.500 hingga 65.000 DWT yang akan memudahkan operasi impor dan ekspor LPG secara efisien. Terminal juga menggunakan sistem untuk mengontrol percepatan flow rate, sehingga proses bongkar muat bisa dilakukan secara lebih cepat dan lebih efisien.

  1. Kabel Bawah Laut Sumatera-Bangka (2022)

Proyek pembangunan Kabel Bawah Laut pertama di Indonesia sepanjang 36 kilometer bertegangan 150 kiloVolt (kV) dengan jaringan interkoneksi Sumatera-Bangka untuk meningkatkan ketahanan pasokan listrik di pulau Bangka. Kehadiran proyek tersebut juga mampu mengurangi konsumsi energi minyak atau diesel serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan mendorong perekonomian kawasan sekitar.

  1. Terminal Kijing, Kalimantan Barat (2022)

Pelabuhan yang terletak di Mempawah, Kalimantan Barat ini mendukung konektivitas antar pulau di Indonesia dan juga antarnegara. Dengan kapasitas 500 ribu TEUs dan 8 juta ton petikemas, pelabuhan ini berfungsi menurunkan biaya logistik dan mendorong hilirisasi industri di Pulau Kalimantan. Terminal Kijing juga mampu meningkatkan distribusi produk unggulan dari provinsi Kalimantan Barat, seperti CPO, alumina, bauksit, dan komoditas lainnya.

  1. Fasilitas TSL Ausmelt, Kepulauan Bangka (2023)

Fasilitas TSL Ausmelt merupakan pabrik pengolahan bijih timah pertama di Indonesia. Dengan kapasitas 40.000 ton crude ton, proyek ini dapat mengolah bijih timah kadar rendah menjadi produk timah dengan nilai ekonomis tinggi, serta mendukung hilirisasi timah dan industrialisasi Indonesia.

  1. PLTMG Sumbagut-2 250MW, Banten (2023)

Sebagai proyek EPCC terbesar di Asia Tenggara, proyek ini memainkan peran penting dalam penyediaan energi di Banten. Menghasilkan Listrik yang disalurkan ke jaringan 150 kV untuk memenuhi kebutuhan listrik bagi sekitar 638.687 penduduk. Efisiensi yang tinggi, menjadikan pembangkit ini lebih ramah lingkungan dibandingkan pembangkit sejenis lainnya.

  1. Pabrik Amonium Nitrat, Kalimantan Timur (2024)

Berlokasi di Bontang, Kalimantan Timur, merupakan pabrik amonium nitrat pertama di Indonesia dengan kapasitas 75.000 juta metrik ton per tahun. Berfungsi untuk memproduksi amonium nitrat sebagai bahan baku pupuk Nitrogen Fosfor Kalium (NPK) berbasis nitrat. Pabrik ini akan mampu mendukung hilirisasi industri, memberikan nilai tambah produk, menjaga lingkungan hingga mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Baca Juga  Indonesia Battery Corporation Gandeng Perusahaan China terkait Hilirisasi Tembaga

Related Articles

Back to top button