Ajinomoto Gandeng PLN untuk Tekan Emisi Karbon Melalui Penggunaan Listrik REC
Komitmen tersebut sesuai dengan inisiatif Health Provider yang merupakan inisiatif keberlanjutan terintegrasi dari Grup Ajinomoto Indonesia.
Sakawarta, Jakarta – Ajinomoto Indonesia dan PT PLN (Persero) menegaskan komitmennya dalam mengurangi emisi karbon melalui penandatanganan kerja sama Renewable Energy Certicate (REC) pada acara Indonesia International Sustainibility Forum (ISF) 2024 di Jakarta.
Penandatanganan MoU tersebut dilakukan Presiden Direktur PT Ajinomoto Indonesia Naoto Minemura dan Vice President Enterprise Solution PT PLN (Persero) Faisal Muslim di Forum ISF Jakarta yang berlangsung pada 5-6 September.
Direktur PT Ajinomoto Indonesia Samsul Bakhri mengatakan pihaknya menambah sumber energi ramah lingkungan melalui kerja sama dengan PT PLN untuk penggunaan listrik dengan REC.
Samsul berujar, sebelumnya pada Oktober 2023 lalu, Ajinomoto Indonesia mengganti batubara dengan biomassa sebagai bahan bakar mesin boiler sehingga lebih ramah lingkungan.
Menurut dia, komitmen tersebut sesuai dengan inisiatif Health Provider yang merupakan inisiatif keberlanjutan terintegrasi dari Grup Ajinomoto Indonesia, mencakup aktivitas yang menunjang kesehatan manusia dan lingkungan, serta berperan aktif dalam mendukung Net Zero Emission (NZE) atau pengurangan emisi karbon.
Melalui kerja sama ini penggunaan energi baru terbarukan (EBT) Ajinomoto Indonesia untuk mengurang emisi karbon meningkat menjadi lebih dari 45 persen,
Ini sekaligus menjadi salah satu langkah penting untuk mencapai target dekarbonisasi perusahaan sebesar 60 persen pada 2030.
“Kami juga terbuka terhadap berbagai bentuk kolaborasi yang dapat membantu mengurangi GHG (Greenhouse Gases) melalui penggunaan energi terbarukan,” kata dia dalam siaran pers, Sabtu (7/9/2024).
Samsul melanjutkan, sebelum menggunakan EBT yang bersertifikat dari PLN, pabrik Ajinomoto yang berlokasi di Mojokerto dan Karawang telah melakukan sejumlah upaya untuk mengurangi jumlah buangan emisi.
“Sebelum ini, guna mengurangi jumlah buangan emisi, di pabrik Karawang dan Mojokerto sudah menggunakan panel surya pada beberapa gedung kantor maupun produksi. Di Mojokerto kami juga sudah menggunakan bio-massa sebagai bahan bakar untuk menjalankan mesin-mesin boiler. Total penggunaan EBT kami saat ini kurang lebih 30 persen,” katanya.