Site icon sakawarta.com

AAJI: Pendapatan Premi Industri Asuransi Jiwa Capai Rp47,45 Triliun pada Kuartal I 2025

Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) ungkap tren positif industri asuransi jiwa kuartal I 2025. Foto: Morteza Syariati Albanna.

Sakawarta.com, Jakarta – Ketua Dewan Pengurus Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Budi Tampubolon mengatakan sepanjang kuartal I atau dari Januari hingga Maret 2025, pendapatan premi industri asuransi jiwa meningkat 3,2% secara year on year (yoy) menjadi Rp47,45 triliun.

“Sepanjang kuartal I 2025, kinerja 56 perusahaan asuransi jiwa mencatatkan tren pertumbuhan positif di tengah tantangan ekonomi nasional dan global,” kata Budi saat konferensi pers di Rumah AAJI, Jakarta, Rabu (4/6/2025).

Budi berpendapat, kinerja positif puluhan perusahaan tersebut mencerminkan ketahanan dan kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi jiwa. Hasil ini, kata dia, merupakan awalan yang baik bagi industri asuransi jiwa untuk menatap tahun 2025 dengan lebih optimis.

Adapun kenaikan total pendapatan premi ini didorong oleh pertumbuhan premi lanjutan mencapai Rp20,94 triliun atau naik 8,2% secara yoy.

Sementara dari sisi produk, asuransi jiwa tradisional masih mendominasi dengan proporsi 65,2% dari total premi, dengan kenaikan 15,6% menjadi Rp30,95 triliun.

“Peningkatan premi lanjutan menjadi bukti bahwa masyarakat semakin sadar pentingnya memiliki perlindungan jangka panjang. Ini juga tercermin dari naiknya jumlah tertanggung perorangan,” ujar Budi.

Hingga akhir Maret 2025, lanjutnya, total tertanggung perorangan mencapai 21,97 juta orang atau naik 11,6%. Sementara tertanggung kumpulan bertambah menjadi 75,89 juta orang atau naik 22,2%.

“Kenaikan ini didukung oleh peningkatan indeks literasi dan inklusi asuransi yang juga meningkat masing­ masing 45,45% dan 28,5%,” ucapnya.

Kendati begitu, Budi juga mengingatkan bahwa tekanan global tetap menjadi tantangan.

Menurut dia, gejolak ekonomi global memang masih menjadi tantangan bagi industri asuransi jiwa, terutama akibat volatilitas pasar modal dan nilai tukar. Meski demikian, industri tetap memiliki landasan yang kuat dan strategi jangka panjang yang adaptif.

“Kami yakin, dengan pengelolaan risiko yang disiplin dan komitmen terhadap perlindungan nasabah, industri asuransi jiwa akan mampu menjaga stabilitas dan terus tumbuh secara berkelanjutan,” ujar Budi.

Exit mobile version