Ekonomi

Bantah Investasi Dikuasai China, Bahlil: Singapura Investor Terbesar di RI

Singapura merupakan negara investor terbesar di Indonesia pada tahun 2023, dengan nilai investasi mencapai 15,4 miliar dolar AS.

Sakawarta, Jakarta – Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membantah jika investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh China.

Dalam catatannya, investor terbanyak Indonesia justru berasal dari negara tetangga Singapura. Data BKPM menunjukkan bahwa Negeri Singa telah menduduki posisi sebagai negara investor terbesar di Indonesia setidaknya sejak tahun 2019.

“Jadi sangat tidak benar jika ada orang-orang yang mengatakan bahwa investasi yang masuk ke Indonesia dikuasai satu negara, yaitu China,” kata Bahlil dikutip dari Antara, Kamis (2/5/2024).

Menurut data yang sama, pada 2023 Singapura menjadi sumber investasi terbesar bagi Indonesia, diikuti China, Hong Kong, Jepang, Malaysia, dan Amerika Serikat.

Bahlil mengatakan sejumlah negara dari benua lain juga sudah mulai berinvestasi ke Indonesia, seperti Belanda, Kepulauan Virgin Britania Raya, dan Australia.

“Ini supaya tidak terjadi hoaks. Di Indonesia, kementerian yang punya data ini hanya BKPM,” tegas Bahlil.

Menurut data BKPM, Singapura merupakan negara investor terbesar di Indonesia pada tahun 2023, dengan nilai investasi mencapai 15,4 miliar dolar AS.

China berada di urutan kedua dengan nilai investasi 7,4 miliar dolar AS, Hong Kong 6,5 miliar dolar AS, Jepang 4,6 miliar dolar AS, Malaysia 4,1 miliar dolar AS, dan Amerika Serikat 3,3 miliar dolar AS.

Baca Juga  Easycash Dukung Kolaborasi OJK dengan Industri, Perluas Inklusi Keuangan dan Perangi Pinjol Ilegal

Kemudian, di posisi ketujuh dan seterusnya ada Korea Selatan dengan nilai investasi 2,5 miliar dolar AS, Belanda 1,3 miliar dolar AS, Kepulauan Virgin Britania Raya 0,7 miliar dolar AS, dan Australia dengan nilai investasi 0,5 miliar dolar AS.

“Saya sampaikan bahwa Singapura ini sebenarnya menjadi hub sebagian uang orang Indonesia yang ada di Indonesia. Jadi kalau mau ditarik, uang kita lebih banyak, PMDN (penanaman modal dalam negeri) kita lebih banyak,” ujar Bahlil.

Related Articles

Back to top button