Danantara Segera Restrukturisasi 7 BUMN Karya jadi 3 Perusahaan
Masih dalam tahap evaluasi mendalam dengan konsultan independen.

Sakawarta.com, Jakarta – Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) mengungkap rencana untuk melakukan konsolidasi menyeluruh terhadap tujuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya di sektor konstruksi menjadi tiga perusahaan.
Dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2025 Chief Operating Officer Danantara Dony Oskaria Danantara menyatakan merger BUMN karya menjadi salah satu program prioritas utama yang ditargetkan rampung dalam enam bulan ke depan.
Ia menegaskan konsolidasi ini bertujuan untuk membentuk tiga entitas BUMN karya yang kuat dan fokus sebagai perusahaan kontraktor.
“Kita sedang menghitung agar ke depan hanya ada tiga perusahaan karya yang benar-benar solid. Bisnisnya akan dipusatkan hanya pada bidang konstruksi,” ujarnya dikutip dari idnfinancials pada Selasa (29/7/2025).
Donny menerangkan, konsolidasi ini tidak hanya menyentuh struktur induk perusahaan, tetapi juga menyasar entitas anak usaha yang selama ini menjadi sumber tumpang tindih peran.
Adapun anak-anak perusahaan yang model bisnisnya tidak relevan dengan inti bisnis kontraktor akan dikelompokkan ulang. Menurut dia, langkah ini krusial untuk mengatasi persoalan struktural dan menyederhanakan rantai bisnis.
Rencana merger ini telah digaungkan sebelumnya oleh Menteri BUMN Erick Thohir dalam rapat bersama Komisi VI DPR pada Maret 2024.
Erick mengungkapkan skema penggabungan tujuh BUMN karya menjadi tiga perusahaan besar. Tujuh BUMN tersebut adalah:
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk
- PT Hutama Karya (Persero)
- PT Nindya Karya (Persero)
- PT Brantas Abipraya (Persero)
- PT Adhi Karya (Persero) Tbk
- PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)
- PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk (PTPP)
Merger tersebut dirancang sebagai berikut:
- Waskita Karya dilebur ke Hutama Karya, yang akan difokuskan pada proyek jalan tol, non-tol, dan kawasan komersial residensial.
- Adhi Karya menjadi induk Nindya Karya dan Brantas Abipraya, untuk menangani rel kereta dan konstruksi sektor khusus lainnya.
- WIKA dilebur ke PTPP, yang akan bergerak di pembangunan pelabuhan, bandara, perumahan, dan sektor rekayasa teknik (engineering).
Dony Oskaria menyatakan program merger ini adalah bagian dari restrukturisasi menyeluruh yang tak hanya berlaku di sektor konstruksi, tapi juga akan diterapkan pada BUMN sektor lain seperti asuransi.
Tim khusus telah dibentuk untuk mempercepat proses restrukturisasi sesuai karakteristik dan persoalan di tiap sektor.
Direktur Utama PTPP, Novel Arsyad, menuturkan proses merger masih berjalan dan dievaluasi oleh Danantara, termasuk kajian terhadap utang, performa keuangan, dan progres pengerjaan proyek di masing-masing BUMN.
“Masih dalam tahap evaluasi mendalam dengan konsultan independen,” jelasnya.