Dies Natalis ITB ke-66: Membangun Ekosistem Kolaborasi Sains, Teknologi, Seni, dan Humaniora
ITB berkomitmen untuk menghasilkan lulusan berkelas dunia dengan pola pikir kolaboratif dan inovasi yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.

Sakawarta, Jakarta – Institut Teknologi Bandung (ITB) melaksanakan Sidang Terbuka Dies Natalis ke-66 dalam rangka memperingati Dies Natalis ke-66 di Aula Barat, ITB Kampus Ganesha, Bandung, Jawa Barat pada Senin (3/3/2025).
Peringatan Dies Natalis mengangkat tema “Membangun Ekosistem Kolaborasi Sains, Teknologi, Seni, dan Humaniora untuk Inovasi Berdampak dan Berkelanjutan”.
Pada kesempatan ini juga diselenggarakan Orasi Ilmiah dari Dr. Fauzan Adziman, S.T., M.Eng. yang merupakan seorang akademisi dengan pengalaman 20 tahun dalam proyek rekayasa berprofil tinggi, keahlian mendalam di rekayasa komputasi, dan wirausahawan.
Selain itu, ada pula prosesi pemberian penghargaan kepada tenaga pendidik (dosen) yang telah memberikan sumbangsihnya di bidang pengajaran, bidang penelitian/karya inovasi, bidang pengabdian masyarakat, dan bidang pengembangan institusi.
Kemudian terdapat pemberian penghargaan Ganesa Wira Adiutama, yakni penghargaan yang diberikan kepada mantan pimpinan badan-badan utama ITB yang baru saja menyelesaikan masa tugasnya.
Di antaranya yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah:
- Ketua MWA ITB periode 2020-2025 Ir. Yani Panigoro, M.M.
- Ketua SA ITB periode 2020-2025 Prof. Ir. Hermawan Kresno Dipojono, Ph.D., IPU.
- Rektor ITB periode 2020-2025 Prof. Reini Wirahadikusumah, Ph.D.
Dalam sambutannya, Ketua Majelis Amanat (MWA) ITB, Budi Gunadi Sadikin menyampaikan visi ITB untuk menjadi universitas kelas dunia yang masuk dalam peringkat 150 besar global.
“ITB berkomitmen untuk menghasilkan lulusan berkelas dunia dengan pola pikir kolaboratif dan inovasi yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat,” katanya dikutip dari rilis pers resmi di Jakarta, Rabu (5/3/2025).
Sementara itu, Ketua Senat Akademik (SA) ITB, Prof. Edy Tri Baskoro, M.Sc., Ph.D., menyatakan Dies Natalis ke-66 merupakan momentum bersejarah yang menandai perjalanan panjang ITB sebagai institusi pendidikan tinggi yang berkomitmen pada keunggulan, inovasi, dan dedikasi dalam membangun bangsa.
“Perubahan kepemimpinan adalah bagian dari dinamika institusi yang sehat, dan kita optimis bahwa di bawah kepemimpinan Rektor baru, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., ITB akan terus berkembang dan memberikan kontribusi yang lebih besar bagi masyarakat dan dunia,” ujar Prof. Edy.
Di sisi lain, Rektor ITB, Prof. Dr. Ir. Tatacipta Dirgantara, M.T., menekankan pentingnya pendekatan transdisiplin dalam menghadapi tantangan zaman.
“ITB harus bertransformasi menuju Fourth Generation University (4GU) yang unggul dan berdampak, dengan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu demi menghasilkan solusi inovatif bagi masyarakat,” ungkapnya.
Sebagai institusi yang tengah bertransformasi menuju Fourth Generation University (4GU),beliau menegaskan bahwa ITB tidak bisa lagi terpaku pada pendekatan monodisiplin atau bahkan multidisiplin semata.
“Kita harus menerabas batas-batas keilmuan dan menciptakan integrasi keilmuan yang lebih menyatu melalui pendekatan transdisiplin,” katanya.
Menurut Prof. Tatacipta, pendekatan ini sangat diperlukan untuk menyelesaikan masalah-masalah kompleks seperti perubahan iklim, kesehatan global, ketahanan pangan, kecerdasan buatan, dan keberlanjutan industri nasional.
“Dengan mengembangkan kolaborasi ilmu kemanusiaan, seni, desain, teknologi, dan sains, peran ITB dalam pembangunan bangsa yang berkelanjutan akan semakin relevan,” tambahnya.
Dalam Peringatan Dies Natalis ke-66 ini, terdapat sambutan secara daring dari Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof. Brian Yuliarto, S.T., M.Eng., Ph.D., yang mengapresiasi peran ITB dalam mencetak pemikir, inovator, dan pemimpin bangsa yang berkontribusi bagi kemajuan Indonesia.
“Indonesia tengah menapaki jalur menuju negara industri maju dan keluar dari middle income trap. ITB memiliki peran strategis dalam mewujudkan transformasi pendidikan tinggi yang mampu menjawab tantangan zaman,” ungkap Prof. Brian.
Ia pun mengajak mengajak seluruh sivitas akademika ITB untuk menjadikan Dies Natalis ke-66 sebagai momentum memperkuat komitmen dalam melahirkan SDM unggul dan riset berkualitas tinggi.
“Dengan kolaborasi erat antara universitas, akademisi, industri, dan pemerintah, kita dapat mengakselerasi transformasi Indonesia menuju negara maju,” tuturnya.