Gaet Qatar, Pemerintah Siap Bangun Rusun di Lahan Perumahan DPR Kalibata Usai Lebaran

Sakawarta, Jakarta – Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Fahri Hamzah mengatakan pemerintah bakal membangun 1 juta hunian di perkotaan berbentuk rumah susun (rusun) salah satunya di wilayah Kalibata, Jakarta Selatan.
Menurut Fahri, lokasinya memang sengaja berada di tengah kota dan tidak jauh dari banyak perkantoran. Ini masuk dalam Program Tiga Juta Rumah prioritas Presiden Prabowo Subianto.
Fahri menawarkan kepada Qilaa International Group, Sheikh Abdul Aziz Al Thani dari Qatar setelah bulan puasa ini atau digarap setelah Lebaran.
“Kemungkinan yang pertama itu yang sudah siap lahannya dan perizinannya itu lahan bekas perumahan DPR Kalibata. Sekitar 24 hektare. 20 hektare itu dalam 1 blok, ada 4 hektare di luar blok. Yang 4 itu karena dibatasi oleh rel kereta api,” kata Fahri Hamzah kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (6/3/2025).
Wamen Fahri menerangkan, adanya 1 juta rumah di wilayah kota bertujuan agar masyarakat bisa bekerja tanpa harus jauh-jauh dari tempat tinggalnya. Namun, harganya diharapkan bisa lebih ditekan dengan adanya intervensi pemerintah.
“Jadi kita lagi menghitung dan lagi bernegosiasi biaya konstruksi pada dasarnya. Karena kan begini, kalau tanah sudah dimudahkan oleh pemerintah, nanti pemerintah akan menetapkan harga tanah,” ujarnya.
Ia menjelaskan upaya pemerintah untuk mengintervensi harga di antaranya melalui penyediaan lahan. Solusi ini diharapkan dapat lebih menekan harga rumah karena harga lahan di tengah kota menjadi salah satu biaya paling besar, bahkan dibanding konstruksinya.
“Harga tanah itu adalah instrumen pemerintah untuk mengintervensi harga bagi masyarakat. Karena kita juga enggak mau itu mengikuti pasar. Padahal tanahnya tanah pemerintah,” ucapnya.
Fahri mengungkapkan, biaya lain yakni dari sisi konstruksi. Saat ini pemerintah sedang menghitung biaya yang pas sehingga nantinya bisa dapat perhitungan dari harga jual unit per meternya. Nantinya, harga rumah susun ini bakal bervariasi tergantung tipenya.
“Kita lagi negosiasi biaya konstruksinya. Jadi nanti lain harganya plus keuntungan yang mereka miliki. Jadi itu menjadi harga dasar,” kata Fahri Hamzah.