Darat

Makna Filosofi Ratangga, Nama Kereta MRT Jakarta yang Diambil dari Kitab Sutasoma

Ratangga MRT hadir setiap hari, selalu melayani dengan mengantarkan penumpang menuju kehidupan yang lebih baik.

Sakawarta, Jakarta – PT MRT Jakarta menjadi salah satu moda transportasi massal andalan untuk bepergian. Moda Raya Terpadu memiliki kereta yang diberi nama Ratangga. Ratangga punya makna filosofi yang menarik untuk diulas.

Nama Ratangga sebagai kereta MRT diberikan oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, hasil rekomendasi dari pembahasan bersama dengan Badan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Meneruskan informasi dari akun Instagram/@mrtjakarta pada Senin (9/9/2024), Ratangga ternyata bukan hanya sekadar kereta.

Ratangga berasal dari puisi atau naskah klasik berbahasa Jawa Kuno di dalam kitab Arjunawijaya dan kitab Sutasoma karangan Mpu Tantular, pujangga pada era Hayam Wuruk, penguasa Majapahit pada abad ke-14.

Kakawin Arjunawijaya ialah naskah klasik yang memuat kisah peperangan yang diilhami dari Uttarakanda, kitab ketujuh dalam epos Ramayana.

Sementara, Kakawin Sutasoma yang di dalamnya juga tertera istilah “Bhinneka Tunggal Ika”, bercerita mengenai hal yang ihwal kepercayaan, dalam konteks tersebut yakni Buddhisme dan Hinduisme.

“Yang berarti kereta perang yang identik dengan kekuatan dan pejuang,” dikutip dari Instagram resmi MRT Jakarta.

Di Jakarta, Ratangga MRT hadir setiap hari, selalu melayani dengan mengantarkan penumpang menuju kehidupan yang lebih baik.

Baca Juga  Tarif Tol Bocimi Naik per 7 Agustus 2024, Ini Rinciannya

Selain itu, simbol kekuatan dan dinamis Ratangga diharapkan menjadi doa akan lancarnya operasional MRT Jakarta.

Saat ini, terdapat 16 set rangkaian kereta dengan jadwal operasi pukul 05.00—24.00 WIB setiap hari berlaku Senin—Jumat dengan selang waktu keberangkatan kereta setiap 5 menit pada jam sibuk, yaitu 7.00—9.00 WIB dan 17.00—19.00 WIB, dan setiap 10 menit di luar itu.

“Ratangga siap menjadi sahabat setia di perjalanan teman MRT, mendukung setiap langkah menuju masa depan yang cerah,” kata MRT Jakarta.

MRT Jakarta mengharapkan dengan menaiki Ratangga maka penumpang dapat menjadikan setiap perjalanan sebagai bagian dari perjuangan.

“Karena seperti Ratangga, teman MRT adalah pejuang tangguh yang tak pernah berhenti bergerak maju. Bersama MRT Jakarta, kita wujudkan kota yang berkelanjutan dan lebih baik,” demikian keterangan resmi perseroan.

Related Articles

Back to top button