Sakawarta, Jakarta – Wakil Menteri Perindustrian (Wamenperin) Faisol Riza mengatakan pemerintah tengah membidik perusahaan lain asal Amerika Serikat (AS) yakni Boeing agar berinvestasi membangun pabrik di Indonesia. Ia sempat menerima kunjungan perwakilan Boeing di kantornya, Jakarta, beberapa waktu lalu.
Faisol mengungkapkan, pertemuan itu membahas kemitraan Boeing dan pemerintah, serta penjajakan pengembangan industri dirgantara (aerospace).
“Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi besar di industri dirgantara untuk mengatasi masalah konektivitas dan rantai pasok (supply chain),” kata Faisol dalam keterangannya, dikutip Senin (27/1/2025).
Hal itu menjadi alasan dalam mendorong Boeing untuk memperluas kolaborasi dengan Indonesia di beberapa sektor, di antaranya adalah pemberian lisensi untuk industri Maintenance, Repair, and Overhaul (MRO) pesawat terbang, serta pembangunan pusat pelatihan penerbangan di Indonesia.
“Salah satu yang potensial adalah MRO ini. Indonesia punya GMF AeroAsia dan Batam AeroTechnic yang membutuhkan peningkatan kapabilitas untuk mengembangkan ekosistem industrinya sehingga Boeing dapat mendukung dengan memberikan lisensi ke MRO kami,” ujar Faisol.
“Selain itu, Indonesia saat ini membutuhkan pusat pelatihan penerbangan sebagaimana yang telah dilakukan Boeing di India. Untuk lokasi, kawasan industri di Batam dan Bintan bisa menjadi opsi karena cukup strategis,” ucapnya menambahkan.
Dia mengatakan industri MRO Indonesia melalui GMF AeroAsia dan Batam Aero Technic menjadi bukti bahwa Indonesia mampu menjadi pemain di sektor perawatan pesawat.
“Namun, sebagian besar pesawat komersial masih melakukan perawatan di luar negeri, di tengah keterbatasan suku cadang. Karena itu, guna meningkatkan kapabilitas industri MRO, kami menilai perlu adanya tindak lanjut dengan melakukan kerja sama antara Kemenperin dan Boeing dalam bentuk MoU,” ucap Faisol.
Dengan MoU (Nota Kesepahaman) itu, dia berharap kolaborasi dengan Boeing bisa semakin luas. Mulai dari transfer knowledge dan penerimaan tenaga magang, dan juga mencakup asistensi kepada MRO Indonesia dalam meningkatkan kualitas komponen dan sumber daya manusia.
“Di sektor MRO, memang isunya beberapa komponen dan suku cadang harus diimpor dari Amerika Serikat. Nah, apakah ini nantinya bisa diproduksi di Indonesia saja dengan melibatkan industri-industri dalam negeri,” ujar Faisol.
Sementara itu, President of Boeing Southeast Asia Penny Burtt menyampaikan, Boeing berkomitmen meningkatkan kolaborasi di sektor penerbangan komersial bermodalkan pengalaman selama 75 tahun hadir di Indonesia.
“Kami melihat Indonesia punya potensi untuk berkontribusi terhadap pengembangan industri penerbangan yang berkelanjutan. Kami juga berkomitmen untuk melanjutkan kerja sama tersebut dengan perusahaan Indonesia dalam meningkatkan kapabilitas dan membawa mereka menjadi penyedia komponen Boeing global,” kata Penny.
Sebelumnya, Kemenperin telah mengeluarkan peringatan keras kepada raksasa teknologi asal AS yaitu Apple untuk segera menanam investasinya membangun pabrik di Indonesia, dengan merevisi proposalnya.