Ekonomi

Riset: Harga Properti Naik, 2 dari 3 Gen Z Pesimistis Punya Rumah

Jikapun Gen Z dapat membeli rumah pertama, skema yang paling realistis bagi Gen Z adalah cicilan dengan tenor yang cukup lama di atas 20 tahun.

Sakawarta, Jakarta – Di tengah kondisi ekonomi yang kurang stabil, dan harga properti yang kian naik tetapi tidak dibarengi dengan kenaikan pendapatan, 2 dari 3 Gen Z disebut-sebut tidak bisa membeli rumah pertama dalam tiga tahun ke depan.

Hal itu dikatakan oleh Managing Partner Inventure Yuswohady dalam acara Press Conference Indonesia Industry Outlook 2025 dengan tema Indonesia Market Outlook 2025: Kelas Menengah Hancur, Masihkah Bisnis Mantul?

“Kenaikan harga properti yang tidak sebanding dengan pendapatan mereka, biaya hidup yang terus meningkat, hingga gaya hidup FOMO, FOPO, hingga YOLO menjadi faktor utama yang menghambat Gen Z dalam membeli rumah,” ujar Yuswohady dalam rilis pers dikutip di Jakarta, Rabu (23/10/2024).

Inventure melakukan riset yang melibatkan 450 responden di Jakarta, Surabaya, Medan, Makassar, dan Semarang.

Menurut dia, hal ini diperkuat dengan temuan Inventure 2024, di mana 24% Gen Z lebih mengutamakan konsumsi experience seperti nonton konser, liburan, membeli gadget terbaru, dan lainnya.

Foto: tangkapan layar.

“Dibanding menabung untuk membeli rumah,” katanya.

Adapun alasan yang paling mendominasi adalah harga rumah semakin tinggi (80%), pendapatan terlalu kecil (45%) dan pekerjaan yang tidak tetap (34%).

Baca Juga  BRI Siapkan Uang Tunai Rp34 Triliun Jelang Lebaran 2024

Di sisi lain, jikapun Gen Z dapat membeli rumah pertama, skema yang paling realistis bagi Gen Z adalah cicilan dengan tenor yang cukup lama di atas 20 tahun.

Foto: tangkapan layar.

Kata Yuswohady, hal ini tercermin dari riset Inventure 2024, di mana preferensi tenor cicilan rumah dengan durasi 15-20 tahun di angka 54% dan 20-30 tahun di angka 36%.

“Berbanding terbalik dengan durasi di bawah 15 tahun yang memiliki angka yang rendah yaitu 10%,” katanya.

Related Articles

Back to top button