Sakawarta, Jakarta – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF turut andil dalam mengembangkan 10 homestay di Pulau Pahawang, Pesawaran, Lampung melalui penyaluran pembiayaan dengan total Rp600 juta.
Ini dilakukan sebagai salah satu Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perseroan untuk membantu meningkatkan pendapatan warga Desa Pahawang, Lampung.
“Jadi rumah-rumah warga yang misalkan ada kamar lebih ini dijadikan sebagai homestay untuk wisatawan yang hadir ke sini. Di sini ada 10 homestay yang dibiayai, total pembiayaan di sini Rp600 juta,” ucap Direktur Keuangan dan Operasional SMF Bonai Subiakto di Lampung, Senin (30/9/2024).
Desa Pahawang merupakan salah satu dari 21 desa wisata binaan SMF. Pembiayaan tersebut diberikan sejak 2022 yang penyalurannya bekerja sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Pahawang.
Bonai mengatakan, karena pembiayaan tersebut merupakan program TJSL, maka pihaknya tidak memungut biaya maupun mengambil untung dari pinjaman yang diberikan.
“Bunga 3 persen dari total pinjaman. Semua biaya bunga diberikan untuk BUMDes, karena BUMDes yang memungut pembayaran, tapi pokok pinjamannya dikembalikan ke SMF. SMF tidak mengambil untung karena ini program TJSL (Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan),” kata Bonai.
Kepala BUMDes Pahawang Nasrudin mengatakan program TJSL dari SMF amat mendukung pengembangan pariwisata di desa yang terletak di Pulau Pahawang tersebut.
Dengan bantuan tersebut, kata dia, kini banyak rumah warga yang layak untuk direkomendasikan sebagai homestay. Biasanya para pemilik homestay menjalin kerja sama dengan para agen wisata dan berkoordinasi terkait penyewaan penginapan tersebut.
“Pemilik homestay kerja sama dengan koordinator lapangan dari agen wisata. BUMDes bantu merekomendasikan homestay yang layak,” ujarnya.
Sugiri (66), salah satu pemilik homestay, mengatakan bahwa bantuan dari SMF tersebut membantunya untuk mendapatkan pendapatan tambahan selain berkebun kelapa.
Ia mendapatkan pinjaman sebesar Rp120 juta dengan tenor 5 tahun dan cicilan sebesar Rp2,5 juta per bulan. Dana tersebut digunakan untuk membangun homestay dua lantai dengan tiga kamar tidur, dua kamar mandi, satu ruang tamu, satu ruang bersama, serta dapur yang dapat dihuni hingga 20 orang.
Dengan menyewakan Rp1 juta per lantai, Sugiri mengatakan nominal tersebut sudah dapat membantunya membayar cicilan dan menghidupi keluarganya.
Ia minimal menerima 4 kali permintaan sewa dalam sebulan, sehingga dapat mengantongi setidaknya Rp4 juta dari penyewaan penginapan tersebut setiap bulannya.
“Paling enggak sebulan empat kali kunjungan, seringnya Sabtu dan Minggu. Kalau pun hanya Sabtu saja, saya sudah dapat berapa, Rp4 juta, itu masih ada sisanya (untuk bayar cicilan dan biaya hidup),” ucapnya.