Siap-siap ARCH:ID ke-5 Digelar di ICE BSD, Bisa Menyerap 25.000 Pengunjung
Adapun kurator yang akan dilibatkan di dalam ARCH:ID 2025 yaitu Achmad D. Tardiyana (Urbane, Jawa Barat), Alvar Mensana (mensanaDANteman, Jakarta), dan Antonius Richard Rusli (Rad+ar, Jakarta).
Sakawarta, Jakarta – Pameran arsitektur terbesar di Indonesia, ARCH:ID seri ke-5 segera terselenggara di Hall 5-7 ICE BSD, Tangerang, Banten, pada 8-11 Mei 2025 mendatang. Festival yang mengangkat tema ‘Performative Archipelago’ ini menargetkan bisa menyerap 25.000 pengunjung.
ARCH:ID merupakan kegiatan konferensi dan festival arsitektur yang diselenggarakan oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) bekerja sama dengan PT Citra Inovasi Strategi (CIS) Exhibition, dibalut dengan acara perdagangan dan forum arsitektur yang amat dinantikan setiap tahunnya.
Direktur Program ARCH:ID Firman Herwanto mengungkapkan, partisipasi peserta setiap digelar festival ini terus melesat naik. Buktinya, pada tahun-tahun sebelumnya, ARCH:ID hanya menggunakan 1 sampai 2 hall.
Sementara dalam pagelaran ARCH:ID ke-5, pihaknya berencana menggunakan 3 hall untuk pameran, mengingat animo masyarakat yang sangat baik terhadap event ini.
“Tahun depan insyaallah 3 hall ICE BSD. Peningkatannya cukup menjanjikan dari tahun ke tahun, selalu di atas sekitar 15 persen,” kata Firman dalam acara konferensi pers di Ampera, Jakarta Selatan, Jumat (26/7/2024).
Firman mencatat, ARCH:ID 2024 dihadiri sekitar 22.300 visitor. Ia optimis, pada pameran ke-5 tahun 2025 mendatang, pengunjung bisa menyentuh 25.000 visitors.
Sebagai pemrakarsa, maka pihaknya akan berkolaborasi dengan kementerian/lembaga (K/L) maupun asosiasi yang berkaitan dengan desain.
“Arch:ID semakin inklusif. Jadi, masyarakat semakin senang punya pengalaman baru, datang ke pameran yang bukan industry materials biasa, jadi ini sifatnya lebih bermacam-macam,” jelasnya.
Adapun kurator yang akan dilibatkan di dalam ARCH:ID 2025 yaitu Achmad D. Tardiyana (Urbane, Jawa Barat), Alvar Mensana (mensanaDANteman, Jakarta), dan Antonius Richard Rusli (Rad+ar, Jakarta).
Tiga arsitek yang bisa dibilang berbeda generasi ini disebut-sebut akan berperan dalam menilai bobot terkait desain pameran, juga menentukan tema-tema dengan topik yang spesifik.
“Tiap tahun berbeda (tema), ada tema teknologi, kebinekaan, dan lainnya. Mereka juga memberi panduan. Ada sesi diskusi, baik di conference maupun diskusi kecil. Semua berbicara tentang modernisasi dalam desain yang lebih inklusif untuk ARCH:ID 2025,” tutur Firman.
Sementara, Direktur PT CIS Exhibition Raden Arief S Rudiantoro memprediksi, ARCH:ID 2025 akan mengulang kesuksesan dan keseruan dari sisi pameran. Terlebih, setiap tahunnya, kurator hingga tema yang diangkat berbeda.
“Experience beda-beda saat kita menikmati pameran dan terpenting bagaimana pengunjung dapat pengalaman dari masing-masing brand, bagaimana produk bisa diekplore, inovasi, dan sebagainya,” ujarnya.
Raden Arief berkata, selain memberikan pengalaman kepada pengunjung, dalam ARCH:ID 2025, para exhibitor juga didorong oleh kurator untuk manggung dan perform.
Selain pameran, rencananya international conference akan kembali diadakan. Sisi ini cukup menarik, di mana dalam dua tahun terakhir mengalami peningkatan dari jumlah peserta conference. Dalam pagelaran tahun-tahun sebelumnya, turut dihadirkan arsitek dari Jerman, Inggris, hingga Australia.
“Di mana dari IAI mencoba merumuskan satu tema ilmu lintas disiplin. Hasilnya, baik bagi ilmu arsitek dan konstruksi di Indonesia. Selain exhibition, kita juga akan ada beberapa area diskusi yang diisi oleh arsitek, pemerintah, brand, dan lainnya,” kara Raden Arief memungkasi.