Suplai Green Cement, Semen Merah Putih Berkontribusi Dalam Pembangunan IKN
Kita berkontribusi di IKN dan masih terus berlanjut. TKDN semua produk Semen Merah Putih di atas 80 persen, bahkan ada yang sampai 96 persen.
Sakawarta, Jakarta – Produsen Semen Merah Putih, PT Cemindo Gemilang Tbk atau CMNT turut menyuplai green cement atau semen hijau untuk pembangunan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.
Head of Marketing CMNT Nyiayu Chairunnikma menjelaskan, green cement merupakan inovasi produk semen yang dalam proses produksinya menghasilkan karbon dioksida lebih rendah dari semen konvensional.
“Green cement tingkat emisi karbonnya lebih rendah atau tingkat ramah lingkungannya lebih tinggi. Bagaimana dia dapat mencapai itu? Dengan cara karbon emisinya harus lebih rendah, dengan cara penggunaan clinker factor atau bahan utama semen lebih sedikit,” kata Nyiayu saat diwawancarai Sakawarta dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2024).
Nyiayu menyebutkan, Portland Composite Cement (PCC) atau semen kantong WaterShield yang diproduksi oleh Semen Merah Putih termasuk green cement. Sebab, clinker factor-nya lebih rendah dibandingkan semen Ordinary Portland Cement (OPC).
“OPC itu penggunannya hampir 100 persen clinker. Sementara PCC semen kantong itu sudah termasuk semen yang lebih greener,” ucapnya.
Nyiayu menyampaikan, CMNT memasok green cement untuk pembangunan IKN, sesuai dengan spesifikasi yang dicantumkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ihwal semen hidrolik.
“IKN kita suplai. Kita ikut kontribusi di sana,” tuturnya.
Kendati demikian, Nyiayu tidak mengungkap detail sudah berapa banyak green cement yang dipasok oleh CMNT untuk pembangunan ibu kota baru tersebut. Sebab, pembangunan di sana masih terus berprogres dan berkesinambungan dari waktu ke waktu.
Ia memprediksi kebutuhan semen di IKN akan terus bertambah. Karena, saat ini baru dibangun Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN beserta fasilitas penunjang, seperti jalan tol dan lainnya. Nyiayu berkata, Semen Merah Putih memiliki titik suplai yang tidak jauh dari Ibu Kota Nusantara.
“Walaupun Agustus mau diresmikan akan tetapi yang diresmikan baru area utama. Yang sekitarnya masih terus pembangunan. Jadi, belum bisa kita sampaikan (menyuplai) berapa karena memang kita punya titik suplai yang dekat di sana. Jadi kita berkontribusi di IKN, masih terus berlanjut,” ujarnya.
Green cement CMNT menghasilkan emisi karbon lebih rendah dibandingkan semen konvensional, namun punya kinerja yang setara. Jadi, dapat disimpulkan produk Semen Merah Putih tidak dapat diragukan kualitasnya.
“Semen green ini walaupun tingkat clinker factor-nya lebih rendah, tetapi requirement atau kriteria yang dibutuhkan sesuai SNI-nya pasti capai baik strength, kehalusannya, setting time itu semua tetap capai. Semen Merah Putih punya produk itu bisa hasilnya optimal, tidak hanya sekadar ketemu di titik SNI, tetapi kita lebih optimal,” tuturnya.
Adapun kriteria untuk menyuplai pembangunan IKN, tentu saja harus produk ramah lingkungan dan sudah mengantongi Sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang dikeluarkan oleh Kementerian Perindustrian (Kemenperin).
Nyiayu memastikan bahwa produk-produk Semen Merah Putih sudah mengantongi sertifikat TKDN, bahkan jauh di atas batas minimal.
“Salah satu brand di Indonesia untuk kategori semen yang sudah lengkap TKDN adalah kami. TKDN yang diwajibkan pemerintah di atas 40 persen. TKDN semua produk Semen Merah Putih di atas 80 persen, bahkan ada yang sampai 96 persen,” ungkapnya.
Selain pembangunan IKN di Pulau Kalimantan, green cement yang diproduksi oleh Semen Merah Putih turut andil membangun berbagai project mulai dari proyek pemerintahan hingga swasta.
Seperti, lanjutnya, Semen Merah Putih turut berkontribusi dalam pembangunan hampir di sepanjang Jalan Tol Trans Sumatra (JTTS) dan Jalan Tol Trans Jawa.
“Lalu, Semen Merah Putih sudah masuk di high rise building, landed house. Semen Merah Putih WaterShield bahkan sudah dipakai di project-project Sinar Mas, Ciputra, (mereka) sudah percaya karena kualitas kami,” kata Nyiayu Chairunnikma.