Properti

Temui Dirut SMF dan PNM, Maruarar Sirait Tegas Komit Akhiri Praktik Rentenir Sektor Perumahan

Di Subang, kami dorong warga agar memanfaatkan Pembiayaan Home.

‎Sakawarta.com, Jakarta – Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait atau Ara menegaskan komitmennya untuk mengakhiri praktik rentenir dan tengkulak yang selama ini menjerat masyarakat, khususnya di sektor perumahan.

‎”Negara ini harus bisa mengalahkan rentenir dan tengkulak,” ujar Menteri Ara usai menghadiri rapat koordinasi bersama Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Ananta Wiyogo, Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi di Jakarta, Senin (28/7/2025).

‎Maruarar menyatakan, pemerintah tidak boleh kalah dari praktik pinjaman ilegal yang kerap menjerumuskan masyarakat miskin ke dalam jerat utang berkepanjangan.

‎Ia menilai, solusi konkret harus diberikan melalui inovasi pembiayaan yang lebih berpihak kepada rakyat.

‎”Kita harus hadirkan produk pembiayaan yang lebih mudah, cepat, dan murah. Hanya dengan cara itu kita bisa mengalahkan peran rentenir dan tengkulak di lapangan,” ujarnya.

‎Dalam pertemuan bersama Direktur Utama PT Sarana Multigriya Finansial (SMF) Ananta Wiyogo, Direktur Utama PT Permodalan Nasional Madani (PNM) Arief Mulyadi, Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho, dan Dirjen Perumahan Perdesaan Kementerian PKP Imran, Menteri PKP Maruarar Sirait menekankan pentingnya sinergi antarlembaga pembiayaan negara untuk mendorong percepatan akses perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

‎Adapun salah satu terobosan yang saat ini tengah digencarkan adalah program Pembiayaan Mikro Perumahan.

‎Menurut Ara, program ini dirancang untuk menjadi alternatif pembiayaan yang sehat dan terjangkau, terutama bagi masyarakat di daerah yang selama ini hanya mengenal pinjaman dari rentenir atau “bank emok”.

‎“Di Subang, kami dorong warga agar memanfaatkan Pembiayaan Home daripada harus terjebak pinjaman rentenir,” ungkap Menteri Maruarar.

‎Melalui program ini, ujar dia, masyarakat tidak hanya dapat merenovasi rumah agar layak huni, tetapi juga bisa memfungsikannya sebagai tempat usaha sehingga memberi dampak ekonomi langsung bagi keluarga.

‎Maruarar menambahkan, masih tingginya angka rumah tidak layak huni di berbagai wilayah Indonesia, merupakan dampak dari kemiskinan struktural yang juga memicu ketergantungan pada pinjaman informal.

‎Oleh karena itu, Menteri Ara mendorong semua pihak untuk bersama-sama menjadikan program pembiayaan mikro ini sebagai prioritas nasional.

‎“Kami juga tengah mengusulkan agar program renovasi rumah ini menjadi program unggulan bersama dengan FLPP,” jelasnya.

‎Menteri Ara menyerukan dukungan dari seluruh elemen pemerintah dan masyarakat agar program ini benar-benar dirasakan manfaatnya oleh rakyat kecil.

‎”Serta menjadi langkah nyata negara dalam melindungi warganya dari jeratan ekonomi yang tidak sehat,” kata Menteri PKP Maruarar Sirait.

Related Articles

Back to top button