Bisnis

Hutama Karya Borong Enam Kontrak Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Lima Wilayah Indonesia

Rehabilitasi mencakup perbaikan saluran primer, sekunder, tersier, serta pembenahan bangunan pengatur dan pergantian pintu air yang sudah rusak.

Sakawarta Jakarta – PT Hutama Karya (Persero) mengerjakan enam kontrak rehabilitasi jaringan irigasi di lima wilayah, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, dan Sulawesi Utara dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU). Program ini diproyeksikan mendukung peningkatan produktivitas sektor pertanian sekaligus memperkuat ketahanan pangan Indonesia.

Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya mengatakan, proyek tersebut mencakup Rehabilitasi Jaringan Irigasi di BBWS Bengawan Solo Paket 1 dan 2, di BWS Sumatera III Paket 1 dan 2, serta masing-masing satu paket di BWS Sulawesi I dan BBWS Cimanuk Cisanggarung. Proyek ini menjadi bagian dari Program Optimasi Lahan (OPLAH) yang mendukung target swasembada pangan sesuai Asta Cita Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

“Melalui rehabilitasi jaringan irigasi di lima wilayah strategis ini, Hutama Karya berperan langsung dalam meningkatkan efisiensi distribusi air untuk lahan pertanian, yang pada akhirnya akan meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani,” ujar Adjib melalui keterangan resmi, belum lama ini.

Adjib mengatakan, rehabilitasi mencakup perbaikan saluran primer, sekunder, tersier, serta pembenahan bangunan pengatur dan pergantian pintu air yang sudah rusak. Total panjang saluran yang akan diperbaiki mencapai lebih dari 76.190 meter dengan cakupan area layanan lebih dari 10.702 hektare. Proyek ini diyakini akan memberikan dampak signifikan bagi masyarakat di sejumlah kabupaten.

Baca Juga  Rampung September 2026, Bendungan Jragung Perkuat Jaringan Irigasi di Jawa Tengah

“Rehabilitasi ini bukan sekadar perbaikan infrastruktur, tetapi investasi strategis untuk masa depan ketahanan pangan Indonesia. Dengan kondisi jaringan irigasi yang lebih baik, petani dapat mengoptimalkan intensitas tanam dan meningkatkan produktivitas lahan mereka,” kata Adjib.

Dalam pengerjaannya, Hutama Karya berkomitmen menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) dan memanfaatkan teknologi konstruksi terkini agar pekerjaan sesuai standar kualitas dan selesai tepat waktu.

Selain itu, perusahaan juga menargetkan minimal 80% tenaga kerja yang terserap berasal dari masyarakat sekitar, sebagai upaya mendukung pemberdayaan ekonomi lokal.

Agar kegiatan pertanian tidak terganggu selama pelaksanaan proyek, Hutama Karya menyiapkan metode kerja adaptif dengan melakukan koordinasi intensif bersama petani, perangkat desa, dan berbagai pemangku kepentingan terkait.

Reza Antares P

Family Man with One Daughter and Lovely Wife

Related Articles

Back to top button