Fokus Bisnis Utama, Pertamina Bakal Gabungkan Pelita Air dengan Garuda Indonesia
Lini usaha di luar inti bisnis Pertamina akan dilepas atau digabungkan dengan perusahaan sejenis sesuai dengan roadmap yang dikendalikan Danantara.

Sakawarta, Jakarta – PT Pertamina (Persero) menjajaki penggabungan Pelita Air dengan Garuda Indonesia dengan alasan ingin fokus dengan bisnis inti perusahaan, yakni migas dan energi terbarukan.
“Kami sedang penjajakan awal untuk penggabungan dengan Garuda Indonesia,” ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Simon Aloysius Mantiri dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI yang dipantau dari YouTube DPR RI di Jakarta, Jumat (12/9/2025).
Ia mengatakan, enggabungan tersebut disebabkan oleh Pertamina yang ingin memperkuat inti bisnis perusahaan di sektor minyak dan gas (migas), serta energi terbarukan. Dengan begitu, kata dia, lini usaha di luar inti bisnis Pertamina akan dilepas atau digabungkan dengan perusahaan sejenis sesuai dengan roadmap yang dikendalikan Danantara.
“Dengan demikian, untuk beberapa usaha, kami akan melakukan spin-off dan tentunya mungkin akan di bawah koordinasi dari Danantara. Kita gabungkan clustering dengan perusahaan-perusahaan sejenis,” kata dia.
Selain Pelita Air, Pertamina juga menyiapkan langkah serupa di sejumlah sektor lain. Beberapa bisnis seperti asuransi, layanan kesehatan, hospitality, serta Patra Jasa akan diarahkan mengikuti peta jalan konsolidasi Danantara.
Selain itu, Pertamina akan menggabungkan tiga anak usahanya, yakni Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina International Shipping (PIS), serta Pertamina Patra Niaga (PPN), dan ditargetkan rampung pada akhir 2025.
Simon mengatakan, saat ini kondisi dunia menyebabkan penurunan keuntungan Pertamina. Kondisi global menyebabkan permintaan terhadap minyak menurun, sementara produksi kilang semakin meningkat karena banyaknya kilang baru.
“Dengan kondisi yang kurang menguntungkan bagi kami, kilang ini marginnya semakin kecil,” kata Simon.
Mengecilnya margin keuntungan yang diperoleh Kilang Pertamina Internasional, kata Simon, berpengaruh kepada perusahaan Pertamina secara keseluruhan.
“Agar dapat beroperasi dengan lebih efektif, maka diambil keputusan untuk menggabungkan Kilang Pertamina Internasional, Pertamina Internasional Shipping, dan Pertamina Patra Niaga,” ujar dia.