Event

Direktur Human Capital dan Legal Hutama Karya Muhammad Fauzan Raih Gelar Doktor di ITS

Selama ini, pembiayaan jalan tol di Indonesia masih sangat bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Sakawarta Jakarta – Masih belum optimalnya efisiensi pembiayaan, mengakibatkan banyaknya proyek infrastruktur di Indonesia tidak sesuai perencanaan karena terkendala biaya. Melihat hal tersebut, mahasiswa program Doktor Manajemen Teknologi (DMT) Muhammad Fauzan mencermati faktor-faktor pembiayaan infrastruktur jalan tol dalam disertasinya yang dipaparkan pada Sidang Terbuka Promosi Doktor Sekolah Interdisiplin Manajemen Teknologi (SIMT) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) di Hotel Bumi Surabaya, Senin (19/2/2024) malam.

Sebagai seorang yang berpengalaman dalam bidang teknik sipil, Fauzan menjelaskan bahwa keterbatasan jumlah infrastruktur menjadi salah satu kendala utama dunia bisnis di Indonesia. Namun, dalam pembangunan infrastruktur tersebut tetap muncul berbagai permasalahan yang tidak sesuai perencanaan.

“Meskipun dengan perencanaan dana infrastruktur yang masif, permasalahan pembiayaan tetap bisa terjadi,” kata Muhammad Fauzan yang saat ini menjabat sebagai Direktur Human Capital dan Legal di PT Hutama Karya (Persero) dalam keterangan humas ITS.

Dalam penyampaian disertasinya, Fauzan memfokuskan pembiayaan proyek infrastruktur jalan tol di Indonesia. Selama ini, pembiayaan jalan tol di Indonesia masih sangat bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

“Hal itu mendorong Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mencari dana dengan meningkatkan jumlah hutang. Oleh karena itu, efektivitas dan efisiensi pembiayaan merupakan hal krusial dalam setiap proyek pembangunan,” katanya.

Lulusan Teknik Sipil ITS ini pun melakukan penelitiannya dengan teknik survei kepada para responden yang berpengalaman minimal 10 tahun di bidang infrastruktur jalan di Indonesia. Dengan jumlah 269 responden, Fauzan memberikan kuesioner tentang sembilan Critical Success Factor (CSF) yang mempengaruhi keberhasilan pembiayaan jalan tol di Indonesia.

Baca Juga  Danis Sumadilaga: Progres Pembangunan Infrastruktur IKN Tahap I Sudah 93 Persen

“Sembilan CSF tersebut dipilih melalui hasil penelitian dari para pengkaji CSF sebelumnya,” papar Fauzan.

Lelaki kelahiran Bengkalis, 6 April 1973 ini melanjutkan, dari sembilan CSF dalam penelitian ini terdapat tujuh CSF yang memengaruhi keberhasilan implementasi pembiayaan infrastruktur jalan tol di Indonesia.

Adapun dari tujuh CSF tersebut terdapat tiga CSF yang sangat memengaruhi pembiayaan infrastruktur jalan tol di Indonesia. Ketiga CSF tersebut meliputi Risk Analysis Allocation (RAA), Investment Analysis (IA), dan Debt Payment Mechanism (DPM).

Dalam menilai CSF tersebut, Fauzan menggunakan indikator-indikator penilaian untuk setiap CSF yang diteliti. Selain itu, ia juga menggunakan analisis Structural Equation Modelling (SEM) dengan smart Partial Least Square (PLS) guna menguji hubungan antar-CSF yang diteliti.

Sebagai contoh, CSF RAA memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kesuksesan Pembiayaan Infrastruktur (KPI). Dengan tingkat signifikansi 0,008, hal itu menunjukkan bahwa semakin efektif RAA, semakin tinggi kesuksesan pembiayaan.

“Hal itu disebabkan RAA meliputi evaluasi dan alokasi risiko, termasuk risiko politik, lokasi, konstruksi, penyelesaian dan operasional,” katanya.

Mantan Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero) ini menekankan bahwa dalam menjalankan program pembangunan infrastruktur harus sesuai dengan perencanaannya. Dengan begitu, hasil infrastruktur dapat dinikmati dengan nyaman oleh segala unsur, mulai dari masyarakat, pemerintah, dan swasta. Sektor infrastruktur, khususnya jalan tol, sangat memengaruhi dinamika ekonomi.

“Semoga penelitian ini dapat membantu pembuat kebijakan dan praktisi jalan tol ke depannya,” kata Fauzan.

Related Articles

Back to top button