Event

Solusi Bangun Indonesia Gandeng Yayasan Got Bag Bersihkan Sampah Plastik di Jepara, Siap Disulap Jadi RDF

Solusi Bangun Indonesia telah berhasil menurunkan 16,5% emisi karbon dari berbagai inisiatif keberlanjutan.

Sakawarta.com, Jakarta – PT Solusi Bangun Indonesia Tbk atau SBI melalui divisi pengelolaan limbah ramah lingkungan bernama Nathabumi, berkolaborasi dengan Yayasan Got Bag Indonesia dalam penyelenggaraan Beach Clean-Up di Pantai Teluk Awur, Kecamatan Tahunan, Jepara, Jawa Tengah pada Rabu (2/3/2025).

Head of Alternative Fuel & Raw Materials (AFR) Solusi Bangun Indonesia Budi Yuliadi Nugraha mengatakan kolaborasi Nathabumi dengan Yayasan Got Bag Indonesia merupakan bentuk kolaborasi baru untuk memperluas kontribusi perusahaan dalam mendukung penciptaan lingkungan yang sehat bagi masyarakat.

Ia berujar, setelah memelopori penerapan teknologi RDF yang pertama di Indonesia, Nathabumi kini telah bekerja sama dengan 16 pemerintah daerah untuk pemanfaatan RDF.

“Kini, bersama Got Bag Indonesia, kita memberi kesempatan kedua agar plastik laut yang terkumpul terutama sampah bernilai rendah dan tidak dapat didaur ulang dapat memberikan nilai setelah diolah menjadi RDF,” kata Budi Yuliadi Nugraha dalam keterangannya dikutip Jumat (4/7/2025).

Ia mengungkapkan, di Solusi Bangun Indonesia, Nathabumi menjalankan lini bisnis pengadaan sumber bahan baku dan bahan bakar alternatif dalam proses produksi semen bermerek Semen Andalas dan Dynamix.

Head of AFR Division PT Solusi Bangun Indonesia Tbk, Budi Yuliadi Nugraha memaparkan tentang Nathabumi, lini bisnis pengelolaan limbah ramah lingkungan yang berkolaborasi dengan Yayasan Got Bag Indonesia dalam Beach Clean-Up di Pantai Teluk Awur, Jepara. Foto: SBI.

Adapun lini bisnis ini mendukung komitmen Solusi Bangun Indonesia yang merupakan anak usaha dari PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG), dalam penerapan prinsip ekonomi sirkular untuk penurunan emisi karbon dari proses produksi, hingga menghasilkan produk semen dan turunannya seperti beton siap pakai yang mencapai 38% emisi karbon lebih rendah daripada produk bahan bangunan konvensional.

Hingga tahun 2024, Solusi Bangun Indonesia telah berhasil menurunkan 16,5% emisi karbon dari berbagai inisiatif keberlanjutan yang dilakukan, termasuk pemanfaatan bahan bakar alternatif.

Baca Juga  ASI Gelar International Cemtech Conference di Hotel Shangri-La Jakarta pada 3-5 Juni 2024

Di sela-sela acara bersih-bersih sampah yang diikuti oleh sukarelawan dari kalangan masyarakat setempat serta relawan lingkungan ini, Kepala Bidang Pengolahan Persampahan Lingkungan Hidup Kabupaten Jepara Anisah Salmah menyampaikan apresiasi atas inisiatif Solusi Bangun Indonesia dan Yayasan Got Bag Indonesia.

“Aksi ini merupakan wujud nyata sinergi dan kolaborasi lintas pemangku kepentingan yang dibutuhkan dalam mewujudkan kelestarian lingkungan. Saya berharap, inisiatif ini menjadi contoh dan inspirasi, khususnya dalam mengatasi permasalahan sampah di pesisir, tak hanya di Jepara tapi juga di berbagai wilayah lain di Indonesia,” kata Anisah Salmah.

Sampah plastik yang terkumpul dalam aksi Beach Clean-Up dibawa ke pantai untuk kemudian didata, dikemas, dan dikirim ke fasilitas pengolahan limbah di pabrik Solusi Bangun Indonesia di Tuban, Jawa Timur, untuk diolah menjadi RDF sebagai substitusi bahan bakar fosil.

Direktur Yayasan Got Bag Indonesia, Billy Adrianto menekankan bahwa Beach Clean-Up bukan sekadar aksi bersih-bersih, tapi lebih merupakan bentuk edukasi.

“Dengan mengusung misi Turning Trash into Purpose, Yayasan Got Bag Indonesia bekerja sama dengan komunitas pesisir, nelayan lokal, serta industri untuk mengumpulkan, memilah, dan memanfaatkan kembali plastik laut yang mencemari ekosistem perairan Indonesia,” katanya.

Melansir data dari Sustainable Waste Indonesia, hingga 2024, konsumsi plastik di Indonesia telah mencapai 26,5 kg per kapita per tahun, di mana 60% konsumsi plastik berasal dari sektor makanan dan minuman. Sebanyak 477 kilo ton sampah plastik telah dikelola dan dikonversi menjadi bahan bakar alternatif dengan pendekatan teknologi Refuse-Derived Fuel (RDF) dan Waste-to-Energy. Di sisi lain, sekitar 19% dari 5,54 juta ton sampah plastik masih belum terkelola dan kemungkinan besar sebagian sampah plastik akan menuju ke laut.

Related Articles

Back to top button