Bisnis

Astra: Perlu Penambahan Infrastruktur Pengisian Daya untuk Pacu Kendaraan Listrik

Era elektrifikasi masih di tahap awal, di mana masih ada banyak hal yang perlu ditingkatkan.

Sakawarta, Jakarta – President Director PT Astra Otoparts Tbk Hamdhani D Salim menilai perlu penambahan infrastruktur pengisian daya berbasis baterai guna memacu pengembangan kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Menurut dia, keterbatasan infrastruktur pengisian daya ini disebabkan tingginya biaya pembangunan stasiun pengisian daya, sementara tingkat pemanfaatan oleh konsumen di Indonesia juga masih rendah.

“Tantangan lainnya datang dari sisi regulasi, seperti proses perizinan dan kebijakan harga listrik yang perlu disesuaikan untuk mendukung keberlanjutan usaha stasiun pengisian daya,” kata Hamdhani saat sesi tematik Indonesia International Sustainibility Forum (ISF) 2024 di Jakarta, dikutip Senin (9/9/2024).

Kendati demikian, ia menilai tantangan ini wajar mengingat adopsi teknologi EV masih dalam tahap awal. Ia tetap optimis dengan adanya perbaikan di berbagai aspek, industri EV di Indonesia dapat tumbuh lebih pesat.

“Kita semua tahu bahwa teknologi ini masih baru bagi semua orang di seluruh dunia. Era elektrifikasi masih di tahap awal, sehingga wajar jika di Indonesia kita menghadapi situasi yang sama, di mana masih ada banyak hal yang perlu ditingkatkan,” ucapnya.

Baca Juga  Indonesia Siap Produksi Massal Baterai Kendaraan Listrik pada April 2024, Libatkan HLI Green Power

Untuk mengatasi tantangan ini, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pengembangan infrastruktur, seperti yang telah dilakukan oleh beberapa perusahaan otomotif melalui pembangunan jaringan pengisian daya di dealer mereka.

Related Articles

Back to top button