Bisnis

AAJI: lnvestasi Tertekan, Komitmen pada SBN dan Manajemen Risiko Tetap Kuat

Total aset industri pada akhir Maret 2025 tercatat Rp616,94 triliun, turun tipis 0,6%.

Sakawarta.com, Jakarta – Ketua Bidang Keuangan, Permodalan, lnvestasi, dan Pajak Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Simon lmanto menyoroti tekanan yang terjadi pada portofolio investasi industry asuransi jiwa akibat gejolak pasar.

“Total aset industri pada akhir Maret 2025 tercatat Rp616,94 triliun, turun tipis 0,6%. Instrumen saham dan reksadana mengalami koreksi cukup dalam, namun penempatan di Surat Berharga Negara (SBV) justru meningkat,” kata Simon dalam konferensi pers di Rumah AAJI Jakarta, dikutip Jumat (6/6/2025).

Ia merinci, secara umum, kinerja investasi industri asuransi jiwa hingga Maret 2025 dipengaruhi oleh kinerja dari beberapa portofolio, antara lain:

  • Surat Berharga Negara (SBN) mengalami pertumbuhan sebesar 12,9% dengan kontribusi terhadap total investasi sebesar 39,6% atau setara dengan Rp214,23 triliun.
  • Saham mengalami penurunan sebesar 19,0% dengan kontribusi sebesar 22,1% atau setara dengan Rp119,79 triliun.
  • Reksa dana turun 10,5% dengan kontribusi 12,2% atau Rp65,79 triliun.
  • Sukuk korporasi naik 12,3% dengan kontribusi 9,6% atau Rp51,67 triliun.
  • Deposito menurun 7,9% dengan kontribusi 6,7% atau Rp36,43 triliun.

“Penempatan di SBN menunjukkan komitmen industri untuk berperan aktif dalam mendukung pembiayaan negara, sejalan dengan regulasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang menekankan aspek kehati-hatian dan keberlanjutan,” tutur Simon.

Baca Juga  WSBP Tuntaskan Pengiriman Spun Pile ke Proyek NICE di PIK 2 Senilai Rp97,97 Miliar

Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon menegaskan pentingnya komunikasi terbuka antara pelaku industri asuransi dan nasabah.

“Asuransi jiwa adalah kontrak jangka panjang. Kami mengedepankan strategi investasi yang berorientasi pada perlindungan nasabah. Edukasi kepada pemegang polis sangat penting agar tidak muncul kepanikan yang tidak perlu akibat fluktuasi jangka pendek,” tutur Budi.

Related Articles

Back to top button