Site icon sakawarta.com

BNI Terlibat Program Tiga Juta Rumah di Proyek 20.000 Rumah Subsidi untuk Pekerja Migran

Warga Subang, Jawa Barat, yang mengikuti Program Tiga Juta Rumah. Foto: Kementerian PKP.

Sakawarta, Jakarta – PT Bank Negara Indonesia Tbk. turut melakukan penyediaan perumahan bagi pekerja migran Indonesia. Hal itu ditandai dengan sinergi melalui penandatanganan MoU antara BNI dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) dan BP Tapera dalam Program 3 Juta Rumah untuk mempermudah akses pembiayaan dan penyediaan 20.000 hunian bersubsidi bagi segmen pekerja migran Indonesia.

Consumer Banking BNI Corina Leyla Karnalies menjelaskan, pihaknya telah membuka cabang perbankan di tujuh negara seperti di Tokyo, Jepang; London, Inggris; Hongkong, China; New York, Amerika Serikat (AS); Seoul, Korea Selatan; Sydney, Australia hingga Taiwan.

Corina Leyla melanjutkan, adanya cabang BNI itu diharapkan mampu mempermudah akses layanan perbankan bagi pekerja migran yang bekerja di luar negeri.

“Di BNI saat ada 350.000 rekening pekerja migran. Kami juga menjalankan berbagai program di kantor cabang luar negeri melalui literasi dan gathering pekerja migran khususnya sosialisasi program perumahan,” katanya dalam keterangan resmi Kementerian PKP dikutip di Jakarta, Sabtu (10/5/2025).

BNI sebagai penyalur Kredit Pemilikan Rumah skema Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (KPR FLPP), juga melaksanakan akad kredit rumah subsidi yang dilaksanakan oleh 40 orang perwakilan pekerja migran secara offline dan 90 orang pekerja migran yang bekerja di Hongkong dan Taiwan secara online.

Sementara, Komisioner BP Tapera Heru Pudyo Nugroho mengatakan melalui skema pembiayaan yang terjangkau dan berkelanjutan, pihaknya dan para mitra kerja menghadirkan solusi hunian yang tidak hanya layak, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan para PMI dan keluarganya.

“Kami memahami bahwa memiliki rumah sendiri adalah impian banyak PMI. Sinergi ini adalah bentuk apresiasi negara kepada para pahlawan devisa yang telah berjuang di luar negeri,” ujar dia.

Wahyudi, salah satu orang tua pekerja migran asal Kecamatan Legon Kulon, Kabupaten Subang, mengaku sangat senang dengan Program Rumah untuk Pekerja Migran Indonesia ini.

Pasalnya, kesempatan anaknya yang saat ini bekerja sebagai pekerja migran di luar negeri untuk memiliki rumah sendiri menjadi lebih besar.

“Anak saya Siti Fitriani sudah 7 tahun menjadi pekerja migran menjadi asisten rumah tangga di Taiwan. Selama bekerja dia memang sangat berharap punya rumah sendiri dan akhirnya berkat program rumah ini dirinya bisa mewujudkan impiannya,” katanya.

Exit mobile version