CMNT Genjot Penjualan WaterShield, Semen dengan Efek Daun Talas Pertama di Indonesia
Kita berkomitmen untuk berinovasi dari sisi produksi maupun menciptakan produk-produk baru yang inovatif, solutif untuk customer dan tentu punya value added.
Sakawarta, Jakarta – Semen Merah Putih sebagai pionir produsen semen WaterShield dengan teknologi water repellent pertama di Indonesia optimis inovasinya melalui produk tersebut akan dimanfaatkan betul oleh banyak kontraktor, developer, dan stakeholders di dunia konstruksi.
Head of Technical Marketing PT. Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) Syarif Hidayat mengatakan angka pengguna WaterShield, semen multiguna super premium dengan efek daun talas, mulai terasa signifikan. Padahal, produk ini baru dirilis dua tahun lalu.
“Semen WaterShield cukup signifikan baru di-launching sekitar dua tahun lalu, saya yakin ini akan berhasil,” kata Syarif Hidayat dalam acara di Convoi Restaurant & Bar, Jakarta, Rabu (18/9/2024).
Syarif meyakini produk inovatif Semen Merah Putih dengan teknologi water repellent adalah satu-satunya di Indonesia. Belum ada brand ataupun kompetitor lain yang saat ini mampu menyamai sentuhan CMNT.
WaterShield punya kelebihan tidak menyerap air, seperti semen pada umumnya. Produk ini membuat daya tahan bangunan menjadi lebih baik untuk jangka panjang karena mampu memberikan perlindungan terhadap rembesan dan kelembapan air.
“Ini produk inovatif kita karena di Indonesia baru ada Semen Merah Putih menggunakan teknologi water repellent,” ucapnya.
Syarif menyebut, maka itu pihaknya akan gencar melakukan sosialisasi secara masif kepada costumer, sekaligus memberikan edukasi ihwal kualitas WaterShield yang tentunya tak perlu diragukan. Ini sejurus dengan strategi perusahaan dalam menggenjot sisi penjualan produk tersebut.
“Kita butuh effort, perlu waktu lebih karena konsekuensi sebagai pionir, inovator, karena ini produk pertama yang ada di Indonesia,” tuturnya.
Saat disinggung menyoal semen sebagai penyumbang emisi karbon terbesar, Syarif pun mengajak seluruh pelaku industri di pabrik semen harus kompak mengupayakan dalam mengambil tindakan-tindakan atau aksi nyata yang signifikan, salah satunya dengan menciptakan produk semen hijau atau green cement seperti merek dagang WaterShield ini.
“Untuk bisa menurunkan emisi itu tantangannya. Harapannya tentu pertukaran informasi, pertukaran teknologi untuk sharing bagaimana menurunkan emisi karbon itu ke depan akan positif,” ucapnya.
Syarif mengakui saat ini Indonesia menjadi pasar seksi dalam industri semen, bahkan produk luar sudah masuk, bersaing dengan banyak brand lokal. Oleh sebab itu, Semen Merah Putih bertekad untuk terus memberikan inovasi terbaik melalui produknya.
“Utamanya adalah inovasi. Kita berkomitmen untuk berinovasi dari sisi produksi maupun menciptakan produk-produk baru yang inovatif, solutif untuk customer dan tentu punya value added untuk customer. Kalau dirangkum dalam satu kata, inovasi,” ucapnya.
Memiliki produk dengan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) di atas rata-rata, Semen Merah Putih juga turut menggeliatkan pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur, melalui pasokan semen hingga beton. Salah satu nilai plus, CMNT memiliki pabrik yang tidak jauh dari ibu kota baru Indonesia tersebut.
“Ke IKN kita siap menyuplai dari awal, terlebih pabrik kita ada di Kalimantan Timur (Kaltim) dekat IKN. IKN kita (dominan) readymix. Semen curah kita suplai kepada beberapa produsen beton di IKN. Kita punya posisi (pabrik) strategis untuk bisa menyuplai ke IKN,” kata Syarif.
Sebagai informasi, sejak berdiri tahun 2012, Semen Merah Putih telah berhasil meraih posisi market share ke-3 pada penjualan kantong semen di Indonesia, dengan kapasitas produksi 6,4 juta ton klinker dan 11 juta ton semen per tahun dengan mengoperasikan 9 pabrik yang melayani 17 provinsi di seluruh Indonesia.