DPR Minta Semen Merah Putih Jaga Keberlanjutan Program Pelatihan Mandor Pintar Institute
Kolaborasi ini merupakan upaya penting untuk memastikan pembangunan infrastruktur di Indonesia dikerjakan oleh tenaga kerja yang kompeten dan bersertifikat.
Sakawarta, Jakarta – Produsen Semen Merah Putih, PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) melatih serta menyertifikasi 100 tenaga kerja konstruksi (TKK) melalui program pelatihan Mandor Pintar Institute (MPI) di Serang, Banten.
CMNT turut menggandeng Balai Jasa Konstruksi Wilayah III (BJKW) Jakarta Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR dan Komisi V DPR RI dalam menyukseskan program MPI yang diikuti 100 peserta tersebut.
Anggota Komisi V DPR RI periode 2019-2024, H. Tubagus Haerul Jaman mengapresiasi kerja sama antara industri dan pemerintah dalam mewujudkan program sertifikasi bagai tenaga kerja konstruksi atau TKK.
Tubagus meminta pihak Semen Merah Putih dan para pemangku kepentingan menjaga keberlanjutan program tersebut.
Ia berujar, kolaborasi ini merupakan upaya penting untuk memastikan pembangunan infrastruktur di Indonesia dikerjakan oleh tenaga kerja yang kompeten dan bersertifikat.
“Kami berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut guna mendukung pembangunan yang lebih berkelanjutan dan berkualitas,” kata dia dikutip dari rilis pers di Jakarta, Rabu (9/10/2024).
Kepala Balai Jasa Konstruksi Wilayah III (BJKW) Jakarta Direktorat Jenderal Bina Konstruksi Kementerian PUPR, Samuel E.D.P Tampubolon menekankan pentingnya kompetensi SDM dalam pembangunan infrastruktur, sesuai dengan amanat UU Jasa Konstruksi dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Samuel menjelaskan, sumber daya manusia (SDM) merupakan modal penting dalam pembangunan infrastruktur selain teknologi, sumber daya alam dan modal usaha.
Ia menekankan, salah satu faktor utama dalam meningkatkan kualitas infrastruktur adalah keandalan dan kompetensi yang dimiliki pekerja konstruksi.
“Karenanya, pembinaan dan peningkatan kompetensi tenaga kerja konstruksi merupakan suatu keharusan agar pembangunan infrastruktur dapat berjalan dengan baik serta terhindar dari kegagalan konstruksi, sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi,” kata Samuel.
Berkaitan dengan hasil dari program kompetensi ini, menurut Samuel, upaya ini sejalan dengan RPJMN dan Rencana Strategis Kementerian PUPR, yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keselamatan kerja dan keberhasilan proyek di lapangan.
“Dengan tersedianya tenaga kerja konstruksi yang kompeten dan bersertifikat, kami berharap dapat mengurangi tingkat kecelakaan kerja dan kegagalan konstruksi, sekaligus mendukung tercapainya pembangunan infrastruktur yang berkualitas, berkelanjutan, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat,” tutur Samuel.
Brand & Communication Manager Semen Merah Putih Galih Soetrisno menjelaskan, kompetensi TKK sendiri mencakup berbagai aspek esensial yang sangat penting untuk keberhasilan proyek.
Ia menjelaskan, program pelatihan dan sertifikasi yang dirancang tidak hanya berfokus pada peningkatan keterampilan teknis, tetapi juga memberikan pemahaman menyeluruh tentang keselamatan kerja, manajemen proyek, sampai dengan kemampuan komunikasi.
“Pengetahuan ini sangat krusial dalam menciptakan kolaborasi yang efektif di lingkungan proyek, yang memastikan bahwa seluruh tim dapat bekerja dengan aman dan produktif, serta menjamin kelancaran pelaksanaan proyek sesuai dengan standar keselamatan dan kualitas yang telah ditetapkan,” katanya.