Ekonomi

Ekonom Puji Langkah Pemerintah RI Negosiasi Dagang dengan AS

Berinisiatif menawarkan jalan keluar yang menguntungkan kedua belah pihak.

Sakawarta, Jakarta – Ekonom dari Universitas Andalas Prof. Syafruddin Karimi memuji langkah pemerintah Presiden Prabowo Subianto terkait negosiasi perdagangan dengan Amerika Serikat (AS).

Syafruddin berpendapat, langkah Indonesia dalam menghadapi ancaman tarif Donald Trump dapat dibaca sebagai strategi diplomasi cerdas berbasis negosiasi, pendekatan teknis, serta pelibatan pemangku kepentingan domestik dan internasional.

“Proposal lima pilar yang disampaikan Airlangga menunjukkan bahwa pemerintah tidak menunggu diserang, tetapi berinisiatif menawarkan jalan keluar yang menguntungkan kedua belah pihak,” kata Syafruddin dalam keterangannya dikutip Minggu (27/4/2025).

Kendati begitu, kata Syafruddin, bahaya konsesi berlebihan tetap mengintai.

Menurut dia, deregulasi tidak boleh menjadi komoditas negosiasi dan kerja sama supply chain tidak boleh mengorbankan kemandirian industri strategis nasional.

Prof. Syafruddin menyarankan, Pemerintah Indonesia harus terus menjaga ruang kebijakan nasional, demi memastikan bahwa negosiasi tidak mereduksi prinsip kedaulatan dan keadilan sosial dalam pembangunan.

“Langkah ke depan harus didasarkan pada prinsip Indonesia bukan objek reformasi global, tetapi subjek yang menentukan arah kepentingannya sendiri,” ujarnya.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto sudah bertemu dengan Ambasador USTR Jamieson Greer, Menkeu AS Scott Bessent dan Mendag AS Howard Lutnick.

Dalam pertemuan itu, Airlangga menyebut Indonesia sudah melakukan pendekatan dengan pemerintah AS agar terhindar dari serangan dagang yang dilancarkan Trump.

Baca Juga  Pemerintah Dorong Pembangunan Rumah Subsidi Ramah Lingkungan untuk MBR

Indonesia juga sudah mengajukan proposal penawaran ke Amerika Serikat. Proposal penawaran itu ditawarkan dengan memperhatikan lima kepentingan nasional.

Pertama, kebutuhan energi. Kedua, perjuangan pasar ekspor Indonesia ke AS supaya mendapatkan tarif yang kompetitif.

Ketiga, deregulasi untuk memudahkan kemudahan berusaha dalam negeri yang akan menciptakan lapangan pekerjaan.

Keempat, memperoleh nilai tambah dengan kerja sama supply chain industri strategis dan critical mineral. Kelima, akses iptek dalam berbagai bidang, antara lain; kesehatan pertanian renewable energy.

Airlangga mengklaim pendekatan yang dilakukan Indonesia tersebut telah diterima dan diapresiasi dengan baik oleh USTR, Kemendag, Kemenkeu AS.

Indonesia, katanya, sudah menyiapkan 5 sektor khusus untuk dibahas dalam pembahasan tersebut. Indonesia juga sudah membuat working group agar pembahasan cepat.

“Kita sudah masuk dalam fase negosiasi dan Indonesia adalah salah satu dari 20 negara yang sudah memulai proses negosiasi awal,” katanya.

Airlangga menambahkan dalam negosiasi itu, Pemerintah Indonesia tidak berjalan sendiri. Pemerintah telah menjaring masukan dari pengusaha, asosiasi bisnis, antara lain dari asosiasi semikonduktor, US-Asean Business, Amazon, Boeing, Microsoft, Google.

Masukan dihimpun agar negosiasi yang dilakukan nantinya memberikan keadilan bagi semua.

“Indonesia akan melakukan pendekatan dan konsultasi internal dengan para pemangku kepentingan di dalam negeri ataupun komunikasi dengan pihak Amerika untuk melanjutkan proses negosiasi di tingkat teknis,” katanya.

Related Articles

Back to top button