Hot News

Kementerian PUPR Mulai Bangun Bendungan Jenelata Senilai Rp4,1 Triliun di Gowa, Sulawesi Selatan

Untuk menghadapi ancaman perubahan iklim Pemerintah Indonesia harus memperbanyak tampungan air (reservoar), baik itu embung dan bendungan.

Sakawarta, Jakarta – Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) memulai pembangunan Bendungan Jenelata di Kabupaten Gowa, Provinsi Sulawesi Selatan, guna mengoptimalkan pengendalian banjir di Kota Makassar.

Pengerjaan konstruksinya dilakukan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) bersama PT Wijaya Karya (Persero) Tbk, dengan KSO CAMC Engineering Co., Ltd dari China dengan nilai kontrak pembangunan sebesar Rp4,1 triliun. Pendanannya bersumber dari dana pinjaman (loan) Pemerintah China dan dana APBN.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan pembangunan bendungan dan embung sebagai tampungan air di berbagai wilayah Indonesia merupakan salah satu upaya nyata untuk mengatasi ancaman perubahan iklim (climate change), terutama menghadapi cuaca ekstrem.

“Untuk menghadapi ancaman perubahan iklim Pemerintah Indonesia harus memperbanyak tampungan air (reservoar), baik itu embung dan bendungan. Kita utamakan bendungan agar di saat kemarau masih ada cadangan air yang cukup besar. Dan di musim hujan, mampu menjadi tampungan yang efektif menahan debit banjir,” kata Basuki melalui rilis pers, dikutip di Jakarta, Sabtu (20/7/2024).

Pembangunan bendungan ini utamanya bertujuan untuk mengoptimalkan pengendalian banjir di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, yang selama ini hanya mengandalkan Bendungan Bili-Bili berkapasitas 375 juta meter kubik (m3) yang selesai dibangun pada 1997.

Baca Juga  PUPR Target Selesaikan 18 Bendungan Sebelum Jokowi Lengser

Bendungan terbesar di Sulsel yakni Bendungan Bili-Bili sudah tidak memadai untuk menampung air sebagai pengendalian banjir ketika curah hujan besar, seperti yang terjadi pada 2019 lalu, di mana dampak banjir sangat terasa di Kota Makassar.

Oleh karena itu, Bendungan Jenelata juga akan dimanfaatkan untuk menahan luapan air Sungai Jenelata yang berhilir ke Sungai Jeneberang, sehingga dapat membantu Bendungan Bili-Bili yang juga membendung hulu Sungai Jeneberang.

Dengan fungsi dari Bendungan Jenelata diharapkan akan lebih optimal untuk mereduksi banjir di Kota Makassar serta membantu saat kekeringan, sehingga dengan adanya tampungan air ini memberikan taman air ketika terjadi El Nino.

Selain sebagai pengendali banjir, Bendungan Jenelata juga berfungsi sebagai sumber air irigasi bagi lahan pertanian seluas 26.773 hektare (ha) yakni di Daerah Irigasi (D.I) Bili-bili 2.400 Ha, D.I. Bissua 13.916 Ha, dan D.I. Kampili 10.457 ha.

Bendungan Jenelata juga berfungsi sebagai sumber penyediaan air baku berkapasitas 6,05 m3/detik untuk Bili-Bili, Jenelata, kebutuhan air pabrik gula dan lahan tebu di Takalar, dan Intake Sungguminasa.

Bendungan Jenelata dengan tampungan berkapasitas 223,6 juta m3 juga mempunyai potensi pembangkit listrik tenaga hidro sebesar 7 MW, serta pariwisata air dan kuliner.

Konstruksinya telah dilaksanakan sejak Oktober 2023 dan direncanakan rampung pada 2028 mendatang dengan progres pekerjaan saat ini galian tubuh bendungan (main dam) dan area pelimpah (spillway).

Related Articles

Back to top button