Sakawarta, Jakarta – Direktur Utama PT LRT Jakarta Hendri Saputra mengatakan pihaknya sudah mampu melampaui target harian dari yang ditetapkan Pemprov DKI dalam hal mengangkut 3.075 orang per hari. Moda transportasi kereta layang Jakarta saat ini mampu menyedot 3.300 penumpang dari Fase IA Stasiun Pegangsaan Dua-Stasiun Velodrome. Saat ini tengah berprogres dibangun Fase IB, terhubung hingga Stasiun Manggarai.
“Kami terus meningkat penumpangnya,” kata Hendri Saputra dalam konferensi pers di Stasiun Velodrome Jakarta pada Senin (25/11/2024).
Ia menargetkan, LRT Jakarta mampu menarik 3.500 penumpang per hari. Masyarakat diimbau beralih memanfaatkan kereta layang ini, guna menekan kemacetan Jakarta.
“Kami sudah mengupayakan agar masyarakat beralih menggunakan LRT Jakarta,” tutur Hendri.
Di sisi bersamaan, anak usaha dari PT Jakarta Propertindo (Peseroda) tersebut punya stasiun yang terintegrasi dengan moda transportasi lainnya seperti berlanjut menaiki TransJakarta atau Mikrotrans. Ditambah, keberadaan kantong parkir. Salah satunya, LRT Jakarta bekerja sama dengan Mal Kelapa Gading. Tarif mobil Rp5.000, sementara motor Rp2.000.
“Ada yang memanfaatkan fasilitas itu,” ucapnya.
Hendri optimistis melalui proyek pembangunan fase IB Stasiun Velodrome hingga Stasiun Manggarai 6,4 km, kemudian keberadaan Fase IA sepanjang 5,8 km saat ini. Dengan total panjang trek kereta layang Jakarta jadi 12,2 km, diharapkan akan menambah jumlah penumpang LRT Jakarta.
“Kita berharap jalur ke Pemuda termasuk jalur padat. Mudah-mudahan dengan adanya LRT sampai Manggarai itu (publik) bisa berpindah memanfaatkan LRT Jakarta,” tuturnya.
Ia meyakini pembangunan jalur Fase IB Stasiun Velodrome ke Stasiun Manggarai akan menambah jumlah penumpang secara signifikan.
“Kami memprediksi jika jalur ini rampung pada 2026 target penumpang sekitar 50 hingga 60 ribu penumpang setiap harinya,” kata dia.
Berkaitan dana operasional LRT Jakarta, kata dia, masih terima subsidi dari Pemprov Jakarta, meski sudah lima tahun menjalani operasional secara komersial.
“Kami masih menerima subsidi dalam bentuk PSO dari Pemprov Jakarta,” kata Hendri.