Peran LRT Jabodebek dalam Meningkatkan Aspek Sosial dan Ekonomi Indonesia
LRT Jabodek kini melayani 366 perjalanan pada hari kerja (weekday) dan 270 perjalanan pada akhir pekan (weekend).

Sakawarta, Jakarta – Sejak pertama kali beroperasi pada 28 Agustus 2023, LRT Jabodebek telah menjadi pilihan transportasi bagi masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Hingga 13 Maret 2025 tercatat 30.840.459 pengguna telah menggunakan layanan LRT Jabodebek untuk mobilitas sehari-hari. Selain menawarkan perjalanan yang lebih cepat dan efisien, kehadiran LRT Jabodebek juga memberikan dampak ekonomi dan sosial yang luas.
Executive Vice President LRT Jabodebek Mochamad Purnomosidi menjelaskan, berdasarkan studi Polar UI, peralihan dari kendaraan pribadi ke LRT Jabodebek berkontribusi dalam mengurangi angka kecelakaan lalu lintas, yang dapat menghemat Rp4,6 triliun per tahun dalam biaya kecelakaan.
Selain itu, berkurangnya kendaraan di jalan juga mengurangi beban infrastruktur, menghemat Rp19,1 miliar per tahun dalam biaya perbaikan. Dari sisi lingkungan, penggunaan LRT yang lebih hemat energi membantu mengurangi emisi karbon, dengan nilai penghematan mencapai Rp269 miliar per tahun.
Dari segi efisiensi biaya, masyarakat yang beralih ke LRT Jabodebek juga turut menghemat biaya bahan bakar hingga Rp114,5 miliar per tahun.
“Dengan pilihan transportasi yang lebih ekonomis, pengguna LRT dapat mengalokasikan anggaran perjalanan mereka ke kebutuhan lainnya,” katanya melalui rilis pers dikutip Jumat (14/3/2025).

Selain manfaat transportasi, kehadiran LRT Jabodebek juga berdampak pada perkembangan kawasan di sekitar stasiun. Harga lahan mengalami kenaikan rata-rata 40%-45% di radius 0,5-1 km dan 35%-40% di radius 2-3 km.
Pusat perbelanjaan yang terhubung dengan stasiun semakin ramai, dan berbagai usaha seperti rumah makan, kafe, tempat wisata, serta pusat komersial lainnya mengalami pertumbuhan.
Integrasi dengan transportasi lain juga semakin memudahkan aksesibilitas masyarakat. Beroperasinya LRT Jabodebek menghadirkan Biskita di beberapa stasiun membantu pengguna melanjutkan perjalanan dengan lebih mudah, menciptakan sistem transportasi yang lebih terhubung di Jabodebek.
Ia menjelaskan, LRT Jabodek kini melayani 366 perjalanan pada hari kerja (weekday) dan 270 perjalanan pada akhir pekan (weekend). Tarif yang dikenakan kepada pengguna bervariasi, mulai dari Rp5.000 hingga Rp10.000 saat off-peak, sabtu, minggu, dan hari libur nasional, sementara pada peak hour, tarif mulai Rp5.000 hingga Rp20.000, tergantung pada jarak tempuh.
“Penentuan tarif ini memberikan fleksibilitas bagi pengguna untuk memilih waktu perjalanan sesuai kebutuhan,” ujarnya.
Mochamad Purnomosidi menekankan, kehadiran LRT telah membawa perubahan positif bagi mobilitas masyarakat dan perkembangan wilayah di sekitarnya.
“LRT Jabodebek bukan hanya memberikan pilihan transportasi yang lebih efisien, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi di area sekitar stasiun. Peningkatan aktivitas bisnis dan kemudahan akses transportasi adalah beberapa manfaat nyata yang dirasakan masyarakat,” ujarnya.
Ia memastikan LRT Jabodebek berkomitmen dapat terus berkontribusi dalam meningkatkan efisiensi transportasi dan mendorong perkembangan kawasan perkotaan yang lebih terintegrasi serta berkelanjutan.