Saatnya Produk Lokal Naik Kelas, Semen Merah Putih Watershield Dilengkapi Teknologi Penahan Air
Hasilnya bangunan jadi lebih terlindungi dari rembesan air dari semua sisi, tembok lebih halus, dan daya tahan lebih kuat.

Sakawarta.com, Jakarta – Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia menyaksikan pergeseran besar dalam pola konsumsi, di mana produk lokal tak lagi dipandang sebelah mata. Mulai dari industri kreatif, gaya hidup, hingga konstruksi, konsumen kini mulai memberi ruang bagi produk-produk lokal yang menawarkan keunikan, relevansi, dan kualitas yang semakin bisa diandalkan.
Head of Marketing PT Cemindo Gemilang (CMNT), emiten Semen Merah Putih, Nyiayu Chairunnikma atau Ayu berpendapat, prinsip ‘think globally, do locally’ pun menjadi fondasi dari cara baru dalam memilih produk, mengakar pada budaya sendiri namun tetap menjawab ekspektasi dunia.
Menurut dia, perubahan ini terlihat jelas di keseharian. Semisal, cita rasa kopi lokal kini hadir di ratusan kedai yang tumbuh pesat di kota-kota besar sampai pelosok, kuat menentang dominasi kedai kopi internasional.
Bahkan, kata Ayu, nama-nama daerah seperti Gayo, Toraja, dan Kintamani bukan lagi sekadar destinasi, berubah menjadi identitas rasa kopi yang akrab di lidah banyak orang, sejajar dengan kopi dari dataran Amerika Selatan atau Afrika.
Ia melanjutkan, dengan produksi mencapai 789.000 ton per tahun, Indonesia memang punya alasan kuat untuk membanggakan kopinya, tak hanya karena volume, tapi juga kisah dan karakter yang melekat pada setiap cangkirnya.

Ayu tidak memungkiri, aroma lain yang turut mengisi ruang gaya hidup lokal adalah wewangian. Sebab, Indonesia adalah penghasil utama minyak nilam, bahan dasar dari sebagian besar parfum di dunia.
Kini, bahan mentah ini tidak hanya dikirim keluar negeri, tapi mulai diracik oleh tangan-tangan kreatif di dalam negeri menjadi produk parfum lokal yang digemari. Beberapa merek bahkan sudah mendapat tempat di hati konsumen muda, yang semakin sadar bahwa memakai parfum lokal bukan berarti mengorbankan kualitas atau prestise.
Meneruskan data dari laporan Populix tahun 2024 menunjukkan bahwa lebih dari 70% konsumen Indonesia kini memilih merek lokal untuk produk kecantikan dan perawatan diri, termasuk parfum, menandakan pergeseran preferensi yang semakin kuat terhadap produk dalam negeri.
Fenomena ini menunjukkan satu hal penting, di mana produk lokal kini hadir bukan karena “buatan sini,” tapi karena benar-benar bisa bersaing, dari sisi kualitas, desain, hingga pengalaman pengguna.
“Inilah bentuk nyata dari penerapan prinsip think globally, do locally yang mendorong merek-merek lokal naik kelas dengan percaya diri,” kata Ayu dalam keterangan resmi dikutip Jumat (20/6/2025).
Sementara perubahan pola pikir ini tak berhenti di industri gaya hidup. Bahkan dalam sektor konstruksi, prinsip yang sama mulai terlihat. Inovasi yang berangkat dari kebutuhan sehari-hari, namun dirancang dengan visi jauh ke depan.
“Semen Merah Putih misalnya, menghadirkan produk Watershield, semen pertama di Indonesia yang dilengkapi teknologi penahan air, water repellent,” ujar Ayu.
Formula produk Semen Merah Putih Watershield ini dirancang sesuai untuk kondisi tropis yang lembap dan penuh tantangan. Ayu mengungkapkan, hasilnya bangunan jadi lebih terlindungi dari rembesan air dari semua sisi, tembok lebih halus, dan daya tahan lebih kuat.
Ayu menekankan, pendekatan ini lahir dari kesadaran bahwa standar global harus dimulai dari pemahaman lokal.

“Kami tidak hanya membuat semen, kami merancang solusi. Inovasi Watershield lahir dari kebutuhan nyata masyarakat yang kami pastikan kualitasnya bisa bersaing di mana saja,” tuturnya.
Lebih dari sekadar produk, ini adalah cerita tentang bagaimana brand lokal mulai menyesuaikan diri dengan ekspektasi yang terus berkembang dan dari gaya hidup sampai infrastruktur, semua bergerak ke arah yang sama, yaitu berakar di dalam negeri, tapi dengan pandangan ke luar, sebuah penerapan nyata dari semangat think globally, do locally.
“Kini, memilih produk lokal bukan hanya keputusan praktis, tapi pernyataan gaya hidup yang cerdas dan membanggakan,” kata Nyiayu Chairunnikma.