Bisnis

Sarana Multigriya Finansial (SMF) dan ADB Siapkan Pembiayaan Rumah Murah untuk Pekerja Informal

SMF juga telah memiliki dua produk lainnya yang ditujukan untuk kelompok pekerja informal, yaitu microfinance dan rent to own.

Sakawarta, Jakarta – Kepala Divisi Riset Ekonomi/Chief Economist PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF Martin Daniel Siyaranamual mengungkapkan pihaknya kini tengah mempersiapkan pembiayaan rumah murah bagi pekerja informal, berkolaborasi dengan Asian Development Bank (ADB).

“Apa yang kami kerjasamakan dengan ADB itu produk keuangan di mana masa cicilnya, proses mencicilnya itu fleksibel,” kata Martin Daniel Siyaranamual di Pesawaran, Lampung, dikutip Rabu (2/10/2024).

Menurut dia, produk serupa sudah dikembangkan di sejumlah negara di Afrika dan Amerika Latin, yang juga memiliki jumlah pekerja informal yang besar, seperti di Indonesia.

Selain itu, upaya tersebut menjadi salah satu cara untuk menjaga agar jumlah masyarakat kelas menengah tidak semakin tergerus.

Menurut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah masyarakat kelas menengah mengalami penurunan sejak pandemi COVID-19 pada 2019, dari 57,33 juta (21,45 persen) pada 2019 menjadi 47,85 juta (17,13 persen) pada 2024.

Martin menuturkan, sebagian besar masyarakat kelas menengah adalah pekerja informal, sementara selama ini belum banyak produk pembiayaan yang dapat memfasilitasi kelompok pekerja tersebut.

“Pekerja informal di Indonesia itu, yang mayoritas itu adalah kelas menengah ke bawah, itu mencapai hampir 60 persen dari total seluruh pekerja, tapi pada saat yang sama produk-produk keuangan untuk pekerja informal Itu relatif tidak ada,” ucapnya.

Baca Juga  Catat! Segini Tarif Tol Astra Infra Ruas Tangerang-Merak, Cipali, dan Jombang-Mojokerto

Di sisi bersamaan, SMF juga telah memiliki dua produk lainnya yang ditujukan untuk kelompok pekerja informal, yaitu microfinance dan rent to own.

Martin berkata, SMF mengembangkan kedua produk pembiayaan tersebut karena mempertimbangkan bahwa ada kelompok-kelompok masyarakat yang masih sulit untuk mengakses pembiayaan formal, terutama pekerja informal yang seringkali terganjal persyaratan terkait bukti pendapatan.

Guna memastikan program pembiayaan tersebut berjalan dengan baik, SMF pun melakukan audiensi dengan para regulator agar terbentuk payung hukum bagi program-program tersebut.

“Sebelum ada berita soal kelas menengah itu turun, kami sudah melihat bahwa ada kelompok-kelompok masyarakat yang belum terlayani dengan baik dan, itu besar jumlahnya, dan sekarang makin tambah besar. Nah, kami sudah menyiapkan program-program tersebut,” katanya.

Related Articles

Back to top button