Bisnis

Teknologi Berkembang, Peluang Karier Tenaga Kerja Konstruksi Makin Terbuka

Saat ini pekerja konstruksi tidak hanya dituntut memiliki keterampilan fisik saja, tetapi juga harus menguasai kemampuan teknis dan digital.

Sakawarta, Jakarta – Head of Marketing PT Cemindo Gemilang Tbk (CMNT) Nyiayu Chairunnikma mengatakan tenaga kerja konstruksi (TKK) di lapangan mulai dari mandor hingga tukang, memegang peran kunci dalam memastikan kualitas dan keamanan setiap proyek pembangunan infrastruktur.

Oleh sebab itu, kata dia, dibutuhkan tenaga kerja konstruksi yang andal dan terampil untuk membangun semisal gedung-gedung pencakar langit hingga rumah tapak.

Ia menyoroti, saat permintaan pembangunan semakin meningkat, maka kemampuan dan keterampilan yang dibutuhkan TKK juga berkembang. Dengan demikian, tenaga kerja konstruksi dihadapkan dengan berbagai tantangan, utamanya di era teknologi yang berkembang kian pesat ini.

CMNT pun selain menyiapkan produk semen unggulan seperti pada brand Semen Merah Putih WaterShield, juga telah melahirkan Mandor Pintar Institute (MPI), program yang bertujuan melatih serta menyertifikasi tenaga kerja konstruksi multi-level, embrio bagi TKK dari jenjang operator hingga teknis analis yang andal dan terampil.

Semen Merah Putih WaterShield. Foto: Morteza Syariati Albanna.

Program MPI dimulai sekira Oktober 2023 kemarin. Sampai saat ini, Semen Merah Putih berhasil mendorong penyertifikasian 518 TKK jenjang I sampai III. Ditargetkan, hingga Desember tahun 2024 ini penambahan sertifikasi dan pelatihan TKK jenjang lanjutan level 4-6 melalui MPI terus bertambah, guna mendukung program pemerintah.

Baca Juga  Industri Asuransi Jiwa Tempatkan 35% Total Investasi Pada Instrumen SBN

“Kita tak bisa lagi mengandalkan keterampilan yang hanya diwariskan dari generasi ke generasi. Di era teknologi ini, pekerja konstruksi perlu terus belajar dan berkembang,” ujar Ayu, sapaannya, melalui keterangan tertulis dikutip di Jakarta, Selasa (29/10/2024).

Menurut Ayu, teknologi baru dalam sektor konstruksi tidak hanya menciptakan peluang baru, tetapi juga menuntut peningkatan keterampilan baik dalam teknik bangunan maupun pengelolaan proyek.

“Tanpa peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM), risiko rendahnya kualitas konstruksi dan keselamatan proyek akan semakin besar,” ucap perempuan yang sudah berpengalaman lebih dari 20 tahun bekerja di sektor kontruksi itu.

Ayu berpendapat, dengan berkembangnya teknologi, peluang karier TKK di sektor konstruksi pun semakin terbuka. Saat ini pekerja konstruksi tidak hanya dituntut memiliki keterampilan fisik saja, tetapi juga harus menguasai kemampuan teknis dan digital.

“Generasi muda harus melihat ini sebagai kesempatan emas untuk terlibat dalam industri yang menjanjikan perkembangan karier yang pesat,” katanya.

Related Articles

Back to top button