United Tractors Akuisisi PT Arafura Surya Alam, Perusahaan Tambang Emas di Sulawesi Utara
UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp68,5 triliun pada semester pertama tahun 2025.

Sakawarta, Jakarta – PT United Tractors Tbk (UNTR) mengakuisisi perusahaan tambang emas di Sulawesi Utara, yakni PT Arafura Surya Alam (ASA), yang diresmikan melalui penandatanganan pada 12 September 2025.
“Mungkin ini topik hangat, jadi di September 2025 ini baru ini di tanggal 12 September, Perseroan telah menandatangani untuk mengakuisisi PT Arafura Surya Alam (ASA) sebuah perusahaan pertambangan emas,” kata Finance Director United Tractors Vilihati Surya dalam Astra Media Day 2025 di Jakarta, dikutip Rabu (24/9/2025).
Menurut Vilihati, ASA merupakan perusahaan pertambangan yang memiliki Izin Perusahaan Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) untuk Blok Doup di Kotabunan, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara.
Berdasarkan keterbukaan informasi, akuisisi ini dilakukan oleh anak usaha UNTR, yakni Danusa Tambang Nusantara (DTN), dengan menandatangani perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).
Perjanjian itu mencakup pembelian 99,99996 persen saham ASA. Artinya, UNTR mengakuisisi hampir seluruh saham ASA dari PSAB.
“Mohon dukungan dan doanya, supaya cepat rampung,” ujar Vilihati.
UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp68,5 triliun pada semester pertama tahun 2025, naik 6 persen dari Rp64,5 triliun pada periode yang sama di tahun 2024.
Pendapatan bersih terutama ditopang dari segmen kontraktor penambangan sebesar Rp26,1 triliun serta segmen mesin konstruksi sebesar Rp20,9 triliun.
Sementara segmen pertambangan batubara termal dan metalurgi menyumbang pendapatan Rp13,4 triliun, 14 persen lebih rendah dari semester I 2024.
Adapun segmen pertambangan emas dan mineral lainnya menyumbang Rp7 triliun, meningkat 60 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih UNTR tercatat turun 15 persen menjadi Rp8,1 triliun, disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen kontraktor penambangan yang terkendala curah hujan tinggi serta segmen pertambangan batubara termal dan metalurgi akibat harga jual batu bara yang lebih rendah.
Namun demikian, sebagian dapat diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari segmen pertambangan emas dan mineral lainnya serta segmen mesin konstruksi.
United Tractors Akuisisi PT Arafura Surya Alam, Perusahaan Tambang Emas di Sulawesi Utara
Sakawarta, Jakarta – PT United Tractors Tbk (UNTR) mengakuisisi perusahaan tambang emas di Sulawesi Utara, yakni PT Arafura Surya Alam (ASA), yang diresmikan melalui penandatanganan pada 12 September 2025.
“Mungkin ini topik hangat, jadi di September 2025 ini baru ini di tanggal 12 September, Perseroan telah menandatangani untuk mengakuisisi PT Arafura Surya Alam (ASA) sebuah perusahaan pertambangan emas,” kata Finance Director United Tractors Vilihati Surya dalam Astra Media Day 2025 di Jakarta, dikutip Rabu (24/9/2025).
Menurut Vilihati, ASA merupakan perusahaan pertambangan yang memiliki Izin Perusahaan Pertambangan Operasi Produksi (IUP-OP) untuk Blok Doup di Kotabunan, Bolaang Mongondow Timur, Sulawesi Utara.
Berdasarkan keterbukaan informasi, akuisisi ini dilakukan oleh anak usaha UNTR, yakni Danusa Tambang Nusantara (DTN), dengan menandatangani perjanjian Jual Beli Bersyarat dengan PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB).
Perjanjian itu mencakup pembelian 99,99996 persen saham ASA. Artinya, UNTR mengakuisisi hampir seluruh saham ASA dari PSAB.
“Mohon dukungan dan doanya, supaya cepat rampung,” ujar Vilihati.
UNTR membukukan pendapatan bersih sebesar Rp68,5 triliun pada semester pertama tahun 2025, naik 6 persen dari Rp64,5 triliun pada periode yang sama di tahun 2024.
Pendapatan bersih terutama ditopang dari segmen kontraktor penambangan sebesar Rp26,1 triliun serta segmen mesin konstruksi sebesar Rp20,9 triliun.
Sementara segmen pertambangan batubara termal dan metalurgi menyumbang pendapatan Rp13,4 triliun, 14 persen lebih rendah dari semester I 2024.
Adapun segmen pertambangan emas dan mineral lainnya menyumbang Rp7 triliun, meningkat 60 persen lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu.
Laba bersih UNTR tercatat turun 15 persen menjadi Rp8,1 triliun, disebabkan oleh penurunan kinerja dari segmen kontraktor penambangan yang terkendala curah hujan tinggi serta segmen pertambangan batubara termal dan metalurgi akibat harga jual batu bara yang lebih rendah.
Namun demikian, sebagian dapat diimbangi oleh peningkatan kontribusi dari segmen pertambangan emas dan mineral lainnya serta segmen mesin konstruksi.