LifestyleNews

YKAN dan Rekam Luncurkan Buku Kakap di Indonesia untuk Perkuat Basis Ilmiah Pengelolaan Perikanan Kakap Nasional

Kajian ini menggunakan data yang cukup masif dan kuat yang dimulai dari tahun 1990 hingga 2023.

Sakawarta.com, Jakarta – Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Yayasan Rekam Nusantara (Rekam) meluncurkan buku Kakap di Indonesia dalam rangkaian konferensi internasional The 5th International Conference on Integrated Coastal Management & Marine Biotechnology (ICMMBT) yang berlangsung di Yogyakarta, Kamis (31/7/2025).

Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan ekonomi melalui laut. Salah satu sektor utamanya adalah perikanan, di mana Indonesia termasuk produsen terbesar secara global. Namun, sektor ini menghadapi ancaman serius akibat praktik penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan dan merusak lingkungan.

Salah satu komoditas penting dalam sektor perikanan adalah kakap dan kerapu. Selain menjadi sumber protein bagi masyarakat, jenis ikan ini juga bernilai ekonomi tinggi. Perikanan kakap dan kerapu melibatkan lebih dari 10.000 kapal dan lebih dari 200 perusahaan di Indonesia.

Meski potensinya besar, pendataan ikan kakap masih menghadapi tantangan. Menurut Organisasi Pangan dan Pertanian Perserikatan Bangsa-Bangsa (Food and Agriculture Organization/FAO), ada lebih dari 100 jenis kakap yang diperdagangkan secara global, banyak di antaranya memiliki bentuk yang mirip.

Akibat kompleksitas identifikasi spesies kakap tersebut, sering terjadi kesalahan dalam pengenalan jenis (misidentification) maupun penamaan (mislabelling), yang bisa memengaruhi akurasi data dan pengelolaan stok ikan. Buku Kakap di Indonesia menyajikan eksplorasi komprehensif terhadap 65 spesies kakap yang ditemukan di perairan Indonesia.

Berbekal dari pengalaman pendataan perikanan kakap dan kerapu oleh YKAN melalui program CODRS mulai tahun 2015, terkumpul sekitar tujuh juta spesimen (foto dan ukuran) ikan kakap dan kerapu di 11 Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia (WPPNRI). Hasil dokumentasi ini yang menjadi salah satu bahan dasar dalam menyusun buku ini dan merupakan bagian dari upaya penguatan pendataan perikanan.

Foto: YKAN.

Mendukung Transformasi Pangan Biru Nasional

Komoditas kakap dan kerapu memiliki permintaan pasar yang tinggi secara global. Indonesia menyumbang 9% dari total produksi perikanan nasional dan memasok sekitar 43% kebutuhan pasar global untuk kakap dan kerapu. Permintaan terus meningkat dari berbagai negara, sehingga pengelolaan yang baik sangat dibutuhkan agar stok ikan tetap terjaga.

Baca Juga  YKAN Latih Kelompok Masyarakat Papua Barat Daya terkait Pengelolaan Keuangan dan Pemasaran

Selain meluncurkan buku Kakap di Indonesia, pada kesempatan ini, YKAN dan Rekam juga menyerahkan laporan hasil kajian stok kakap dan kerapu dari 11 WPPNRI kepada Komisi Nasional Pengkajian Sumber Daya Ikan (Komnas KAJISKAN), yang telah melalui serangkaian analisis dan diskusi teknis sejak Juli 2024.

Dalam penyusunannya, laporan ini juga melibatkan Pusat Riset Perikanan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan sejumlah unit teknis di bawah Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap KKP. Kajian ini menggunakan data yang cukup masif dan kuat yang dimulai dari tahun 1990 hingga 2023, serta menggunakan analisis data model biomassa termutakhir.

Selain menduga potensi, kajian juga menunjukkan status stok dari masing-masing WPPNRI yang bervariasi mulai dari yang masih sehat hingga yang sudah berada pada kondisi tangkap-lebih (overfishing) ataupun stok-lebih-tangkap (overfished).

“Laporan ini memberikan rekomendasi berbasis bukti yang dapat digunakan untuk menyusun kebijakan pengelolaan, menetapkan regulasi, serta menjadi dasar bagi penelitian lanjutan. Kajian ini penting sebagai acuan dalam menetapkan alokasi kuota tangkap secara adil dan lestari,” kata Manajer Senior Perikanan Berkelanjutan YKAN Glaudy Perdanahardja dalam keterangannya dikutip Sabtu (2/8/2025).

Senada dengan Glaudy, Heidi Retnoningtyas selaku Direktur Fisheries Resource Center of Indonesia (FRCI)–Yayasan Rekam Nusantara, menyampaikan, laporan hasil kajian ini adalah bagian dari dukungan ilmiah dari para mitra guna memperkuat tata kelola perikanan berkelanjutan di Indonesia.

Direktur Pengelolaan Sumber Daya Ikan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Syahril Abd. Rauf, menyampaikan, untuk menjaga keberlanjutan stok sumber daya kakap dan kerapu yang selaras dengan agenda utama Kementerian Kelautan dan Perikanan.

“Yakni Penangkapan Ikan Terukur (PIT) berbasis kuota, informasi terkait estimasi potensi, jumlah tangkapan yang diperbolehkan, dan tingkat pemanfaatan sumber daya ikan merupakan instrumen kunci dalam implementasi PIT berbasis kuota,” katanya.

Peluncuran buku Kakap di Indonesia dan laporan stok ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang YKAN, Rekam, dan mitra lainnya dalam memperkuat pengelolaan perikanan skala kecil dan laut dalam nasional. Sesuai dengan tema “Blue Food Nexus: Harnessing Solutions for Global Food Security and Ocean Health” dalam The 5th ICMMBT, harapannya buku dan laporan ini sejalan dengan agenda transformasi “pangan biru” di Indonesia.

Related Articles

Back to top button