Korporasi

7 Merek Semen Hijau milik SIG Sudah Kantongi Sertifikat Green Label, Geliatkan Pembangunan IKN

SIG telah berkontribusi memasok 695.000 ton semen yang digunakan untuk pembangunan sejumlah proyek di IKN.

Sakawarta, Jakarta – PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SIG) memiliki tujuh merek semen hijau atau green cement yang kuat dan telah menjadi pemimpin pasar di masing-masing regionnya, antara lain Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, Dynamix, Semen Andalas, Semen Baturaja, serta Thang Long Cement.

Produk-produk tersebut dilahirkan oleh anak usaha SIG, disebutkan di dalam struktur grup perusahaan, di mana kepemilikan sahamnya secara mayoritas dimiliki oleh Semen Indonesia.

Selain tersertifikasi Standar Nasional Indonesia (SNI) dan mengandung lebih dari 90% tingkat komponen dalam negeri (TKDN), produk-produk semen SIG tersebut juga telah meraih sertifikat Green Label dari Green Product Council Indonesia. Oleh sebab itu turut menggeliatkan proyek pembangunan di Ibu Kota Nusantara (IKN) di Kalimantan Timur.

Direktur Utama SIG Donny Arsal menyebutkan, hingga saat ini Perseroan terus fokus mendorong semen hijau sebagai katalis pertumbuhan kinerja berkelanjutan.

Donny menekankan, semen hijau yang diproduksi dengan material dan proses yang ramah lingkungan menjadi keunggulan kompetitif SIG untuk mempertahankan kepemimpinan di industri, seiring meningkatnya kesadaran publik, serta dorongan pemerintah dalam hal penggunaan bahan bangunan yang ramah lingkungan.

Menurut Donny, Semen hijau SIG yang lebih rendah karbon menjadi faktor pembeda dari semen konvensional. Jadi, keunggulan dalam aspek keberlanjutan ini menjadikan SIG sebagai game changer yang mengubah arah industri bergerak menuju industri hijau atau green industry.

“Hal ini penting untuk menciptakan peluang bisnis yang berkontribusi positif terhadap pertumbuhan kinerja, di tengah kondisi persaingan pasar yang ketat,” kata Donny Arsal dikutip dari situs sig.id, di Jakarta, Senin (9/9/2024).

Baca Juga  Menhub: Kendaraan Listrik di IKN Nusantara Beroperasi Agustus 2024

Donny Arsal melanjutkan, industri semen nasional memiliki prospek yang baik menyusul permintaan semen untuk proyek pembangunan IKN dan proyek strategis lainnya, serta upaya pemerintah dalam mempercepat penyediaan perumahan bagi masyarakat untuk mengatasi angka backlog kepemilikan rumah di Indonesia yang mencapai 9,9 juta unit pada 2023.

Ilustrasi – Pembangunan IKN Nusantara yang berkelanjutan terus berprogres. Foto: sig.id

Khusus dalam pembangunan IKN di Kalimantan Timur, sejak Desember 2022-Juli 2024 saja, SIG telah berkontribusi memasok 695.000 ton semen yang digunakan untuk pembangunan sejumlah proyek di IKN Nusantara.

Operasional SIG didukung pabrik semen terintegrasi di sembilan lokasi, pabrik pengemasan di 26 lokasi, delapan pabrik penggilingan semen, dan tujuh pelabuhan. Sedangkan jalur distribusi diperkuat oleh 385 distributor baik di Indonesia maupun di Vietnam (TLCC), serta sekitar 70.000 toko ritel di Indonesia.

“Jaringan infrastruktur operasional yang ekstensif ini memungkinkan SIG untuk mendukung pembangunan di seluruh wilayah bahkan hingga daerah terpencil di Indonesia,” katanya.

Terpisah, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan peran mewujudkan pembangunan berkelanjutan harus dilakukan semua kalangan, termasuk pelaku industri dalam hal ini adalah SIG.

Menurut Luhut, untuk mendukung rancang kota berkelanjutan seperti di IKN, tentu banyak aspek yang harus dipertimbangkan, termasuk pemilihan material yang mendukung desain kota berkelanjutan.

“Kita punya Perusahaan BUMN yang bergerak dalam industri bahan bangunan dan memiliki semen hijau atau semen ramah lingkungan seperti apa yang telah dilakukan oleh SIG. Ini langkah cerdas yang akan mengubah industri konstruksi dan Indonesia,” kata Luhut.

Luhut sangat mendukung penggunaan semen hijau di proyek-proyek pemerintah seperti di IKN Nusantara.

“Karena ini akan menjadi contoh bagi daerah-daerah lain untuk juga mulai membangun secara berkelanjutan dan mempercepat target nol emisi Indonesia,” kata Luhut.

Back to top button