Politik

Arief Poyuono Cemas Gerakan Adili Jokowi Berujung Hukum Rimba di Solo

Rumah Jokowi di Solo tidak aman, bisa diamuk oleh massa yang memang sudah murka terhadap Presiden ke-7 RI itu.

Sakawarta, Jakarta – Mantan Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono tampak cemas melihat realitas “Gerakan Adili Jokowi” yang dinilainya dapat meledak menciptakan hukum rimba di Solo, Jawa Tengah.

Sebagaimana diketahui, coretan “Adili Jokowi” di tembok jalanan sudah menjalar ke berbagai daerah sejak beberapa waktu lalu

Poyuono tidak memungkiri bahwa Jokowi tengah diserang kampanye negatif. Salah satunya seputar nominasi pemimpin terkorup versi Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP).

Selain itu, kata Poyuono, setelah tidak lagi menjabat sebagai Presiden RI, Jokowi juga masih saja diserang dengan isu sebagai pemimpin penipu dan pembohong. Hal ini, menurut dia, amat mudah dijumpai di media sosial.

Oleh sebab itu, Arief Poyuono merasa khawatir apabila gerakan ini didiamkan berlarut-larut, bisa saja terjadi hukum rimba di Indonesia.

Maksudnya, kata Poyuono, tidak tertutup kemungkinan rumah Jokowi di Solo tidak aman, bisa diamuk oleh massa yang memang sudah murka terhadap Presiden ke-7 RI itu.

“Kampanye Negatif ttg @jokowi spt JKW Penipu, Pembohong, Tokoh Paling Korup, adili Jokowi dll di masyarakat dan medsos yg aku takuti lama-lama bisa jadi pembenaran terjadinya Hukum Rimba oleh Masyarakat terhadap Jokowi & Kel,jgn sampai rumah beliau di amuk massa di Solo.. Jgn terjadi,” kicau Arie Poyuono menggunakan akun x/@bumnbersatu, dikutip di Jakarta, Minggu (23/2/2025).

Baca Juga  Singgung Parlemen Jalanan, Stafsus Prabowo: Gatot Nurmantyo Provokatif!

Poyuono menekankan, selama ini pendengung alias buzzer pendukung Jokowi kerap menghina mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Ia menilai kualitas SBY lebih baik ketimbang Jokowi, yang diduga kuat dalam hal cawe-cawe di Pilpres 2024 sehingga Gibran Rakabuming Raka berhasil menduduki kursi wakil presiden RI, mendampingi Prabowo Subianto.

Sementara, menurut dia, SBY tidak memanfaatkan kekuasaan untuk cawe-cawe saat Pilpres 2014. Padahal, Hatta Rajasa sempat menjadi cawapres pendamping Prabowo Subianto.

“Kalian buzzer & pendukung @jokowi membully & menghina @SBYudhoyono skrg kalian bau tahu kan presiden SBY jauh lebih baik kualitasnya kan, tdk cawe2 di pilpres 2014 walau besannya cawapres @prabowo mendorong @AgusYudhoyono cagub tdk sdg berkuasa,” kata Arief Poyuono.

Related Articles

Back to top button