FigurProfil

Profil Riza Chalid, Terduga Dalang Demo DPR dan Kerusuhan 2025

Selain minyak, bisnis Riza meluas ke berbagai sektor seperti ritel mode, perkebunan sawit, hingga minuman kemasan.

Sakawarta, Jakarta – Riza Chalid namanya mencuat di media sosial setelah demonstrasi besar di Kompleks Parlemen, Jakarta, yang menolak kenaikan tunjangan anggota DPR. Di platform X, beberapa netizen menuding Riza sebagai penyandang dana aksi tersebut, meski tidak ada bukti kuat yang mendukung tuduhan itu.

Sebelumnya, Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono menyoroti aksi demonstrasi di depan Gedung DPR RI yang belakangan memanas. Ia menduga aksi tersebut tidak sepenuhnya murni, melainkan ada pihak tertentu yang menggerakkan situasi dari balik layar.

Menurut Hendro, ada “tangan-tangan” yang memanfaatkan momen demonstrasi ini untuk mengarahkan opini publik dan memengaruhi kebijakan nasional. “Saya tahu siapa dalangnya, tapi belum saatnya saya buka identitasnya,” ujar Hendro.

Dugaan pria bernama lengkap Muhammad Riza Chalid sebagai aktor intelektual aksi demonstrasi dipicu dari rekam jejak bisnisnya yang luas serta jejaring politiknya yang dianggap berpengaruh. Apalagi, belum lama ini ia telah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi Pertamina 2025.

Pria yang lahir pada tahun 1960 ini ditetapkan sebagai tersangka dalam perannya sebagai beneficial owner PT Orbit Terminal Merak. “(Ditetapkan sebagai tersangka adalah) MRC selaku beneficial owner PT Orbit Terminal Merak,” kata Direktur Penyidikan Jampidsus Kejaksaan Agung Abdul Qohar dalam konferensi pers di Lobi Gedung Bundar Jampidsus, Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Riza Chalid tersangka ke-10 dari kelompok baru dalam penyelidikan kasus korupsi tata kelola minyak mentah dan produk kilang di lingkungan PT Pertamina (Persero), yang ditaksir merugikan keuangan negara hingga Rp285 triliun.

Profil Riza Chalid “The Gasoline Godfather”

Nama Riza Chalid dikenal luas di kalangan elite bisnis, khususnya dalam industri perdagangan minyak. Salah satu perusahaannya, Global Energy Resources, disebut-sebut sebagai pemasok utama minyak ke Petral (Pertamina Energy Trading Ltd), anak usaha Pertamina yang berbasis di Singapura.

Meski namanya besar dalam industri minyak, kehidupan pribadi Riza sangat tertutup. Ia jarang tampil di hadapan publik dan lebih banyak bermukim di Singapura. Dari pernikahannya dengan Roestriana Adrianti (Uchu) pada 1985, yang berakhir pada 2012, Riza Chalid dikaruniai dua anak, Muhammad Kerry Adrianto dan Kenesa Ilona Rina.

Selain minyak, bisnis Riza meluas ke berbagai sektor seperti ritel mode, perkebunan sawit, hingga minuman kemasan. Ia juga tercatat memiliki beberapa perusahaan di luar negeri, termasuk Supreme Energy, Paramount Petroleum, Straits Oil, dan Cosmic Petroleum, yang sebagian besar berbasis di Singapura.

Baca Juga  Terpidana Kasus Korupsi Imam Nahrawi Bebas Bersyarat dari Lapas, Dianggap Berkelakuan Baik

Pada tahun 2015, majalah Globe Asia menempatkan Riza Chalid dalam daftar orang terkaya Indonesia dengan estimasi kekayaan mencapai US$415 juta, menjadikannya orang terkaya ke-88 versi majalah tersebut.

Meski begitu, Riza mulai terlibat dalam skandal bisnis dan pernah terafiliasi dengan sejumlah perusahaan. Di antaranya adalah Global Resources Energy dan Gold Manor. Kedua perusahaan tersebut pernah menjadi perantara Pertamina Energy Trading Limited (Pertal) untuk membeli minyak campuran yang diberi nama Zatapi pada 2008.

Investigasi Tempo pada 2008 mengungkapkan Riza bersama Schiller Marganda Napitupulu dan Irawan Prakoso terlibat dalam patgulipat impor 600 ribu barel minyak mentah Zatapi. Namun, satu transaksi pembelian minyak mentah itu menyebabkan Pertamina tekor Rp 65 miliar.

Meski begitu, polemik kasus impor minyak Zatapi tersebut pada akhirnya dihentikan oleh Bareskrim Polri karena dinilai tidak merugikan negara. Sejak itu nama Riza Chalid tak pernah tersentuh.

Ia tak hanya dikenal sebagai pengusaha, tetapi sempat terseret dalam skandal “Papa Minta Saham” bersama eks Ketua DPR RI Setya Novanto dan Presiden Direktur PT Freeport Indonesia (PTFI) Maroef Sjamsoedin.

Skandal Papa Minta Saham mencuat setelah Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kala itu, Sudirman Said melaporkan Setya Novanto alias Setnov ke Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) DPR RI. Setnov disebut meminta jatah 11 persen saham Freeport dengan mencatut nama mantan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

Sudirman Said mengadukan Setnov karena mencatut nama Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam lobi saham PTFI. Lobi yang dimaksud adalah pertemuan Setnov dengan Maroef Sjamsoedin dan Riza Chalid di Hotel Ritz-Carlton, Jakarta, pada 8 Juni 2015.

Dalam pertemuan itu, Maroef merekam pembicaraan Setnov dengan Riza, yang intinya mereka dapat membantu memperpanjang kontrak Freeport. Ada juga permintaan saham ke Freeport untuk proyek pembangkit listrik di Papua.

Pada 2018, kasus Papa Minta Saham kembali menuai sorotan setelah Riza Chalid tampak hadir dalam acara kuliah umum Jokowi di Akademi Bela Negara Partai NasDem. Pasalnya, pada awal Januari 2016, Kejagung mengaku kesulitan menghadirkan Riza Chalid untuk dimintai keterangan.

Riza Chalid juga dikenal sebagai Beneficial Owner (BO) dari PT Navigator Khatulistiwa, perusahaan yang bergerak di bidang logistik dan distribusi minyak serta gas. Selain itu, ia tercatat sebagai BO PT Orbit Terminal Merak.

Reza Antares P

Family Man with One Daughter and Lovely Wife

Related Articles

Back to top button