Politik

Singgung Parlemen Jalanan, Stafsus Prabowo: Gatot Nurmantyo Provokatif!

Pak Gatot ini laku provokatifnya terus dipertontonkan.

Sakawarta, Jakarta – Staf Khusus Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak menanggapi miring komentar mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang menyebut apabila hak angket dugaan kecurangan Pemilu 2024 tersumbat di DPR, maka akan muncul parlemen jalanan.

Gatot Nurmantyo juga sebelumnya menilai Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Mahkamah Konstitusi (MK) sudah tidak bisa dipercaya lagi. Oleh sebab itu, dibutuhkan hak angket terkait kecurangan pemilu oleh anggota parlemen DPR/MPR.

Menurut Dahnil, rakyat Indonesia sudah menentukan pilihan dengan mencoblos calon presiden terbaiknya tanggal 14 Februari 2024 lalu.

Dahnil sependapat dengan hasil sejumlah lembaga survei yang mengunggulkan pasangan capres-cawapres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, sebagai pemenang Pilpres 2024 satu putaran.

“Rakyat sudah bicara melalui TPS, dan suara rakyat menginginkan Pak Prabowo Presiden, dan Pak Gatot ini laku provokatifnya terus dipertontonkan,” kata Dahnil dikutip dari akun X @dahnilanzar, Minggu (25/2/2024).

Dahnil menyebutkan bahwa sesungguhnya Prabowo sempat tak mengindahkan keinginan Gatot Nurmantyo dan kawan-kawan terkait rekonsiliasi dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pasca Pilpres 2019.

“Jadi teringat masa-masa dimana Pak Prabowo tak mau mengikuti keinginan mereka namun memilih persatuan dan Islah,” ucapnya.

Baca Juga  Jelang Pilkada, Kaesang: Jawa Tengah Butuh Pemimpin yang Bisa Selesaikan Semua Masalah

Dahnil menekankan bahwa pasca Pilpres 2024 ini, sejatinya, rakyat menginginkan persatuan dan kesatuan Indonesia, bukan hak angket terkait kecurang Pemilu 2024.

“Rakyat Indonesia mau persatuan dan ingin Indonesia bergerak maju,” kata Dahnil.

Sebelumnya, Gatot Nurmantyo menilai bahwa hak angket adalah cara tepat untuk melawan pemilu curang.⁠ Menurut Gatot, apabila menggunakan cara parlemen jalanan akan menimbulkan banyak kekacauan.⁠

“Kalau itu enggak bisa, ya terpaksa parlemen jalanan nanti yang bekerja. Kan sayang kalau pakai parlemen jalanan, bisa terjadi kekacauan dan lain sebagainya,” ujar Gatot Nurmantyo kepada wartawan usai gelar diskusi publik dengan tema Rakyat Indonesia Menggugat di Menteng, Jakarta Pusat, dikutip dari Kumparan, Sabtu (24/2/2024).⁠

Ia bahkan menilai, Mahkamah Konstitusi (MK) dan Bawaslu tidak dapat dipercaya lagi. Maka dari itu, satu-satunya jalan terakhir melawan pemilu curang yakni melalui hak angket.⁠

“Ya sekarang kita hukum Mahkamah Konstitusi bagaimana bisa dipercaya? Bawaslu bagaimana bisa dipercaya? Maka secara aturan di negara ini, tempat terakhir ya hak angket itu saja,” ucap Gatot Narmantyo.⁠

Related Articles

Back to top button