Politik

Usul Hapus Hak Veto Bela Palestina, Jansen Sitindaon: Omong Kosong Voting PBB Ini

Karena cuma itu jalan untuk bisa melihat negara Palestina yang merdeka dan berdaulat.

Sakawarta, Jakarta – Politisi Partai Demokrat Jansen Sitindaon tampak membela Palestina yang gagal jadi anggota penuh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) usai diveto oleh Amerika Serikat (AS) pada Kamis (18/4/2024) waktu setempat.

Jansen berpandangan, agar PBB kembali relevan, maka sudah waktunya Hak Veto ini dihapuskan.

“Atau paling minimal fungsi hak ini dikurangi, tidak boleh dipakai untuk semua hal. Bagaimana mungkin pemungutan suara dengan hasil mayoritas digagalkan sebuah Veto. Setelahnya mereka mengkotbahi kita tentang demokrasi!” kata Jansen dikutip dari akun x/@jansen_jsp, Sabtu (20/4/2024).

Jansen tidak memungkiri bahwa perjalanan menuju negara Palestina ini penuh rintangan. Terlebih, di tengah negara pemegang veto seperti Amerika Serikat telah menggunakan hak ini sebagai “senjata” untuk lebih memprioritaskan agenda politiknya dan sekutunya seperti Israel.

“Dibanding memperjuangkan prinsip hak asasi yang mereka kotbahkan,” jelasnya.

Jansen menyadari, meski dirinya hanya seorang politisi yang berasal dari “negara dunia ke-3” seperti Indonesia yang suaranya di dunia belum terlalu didengar, ia tetap berharap seluruh pihak masih hidup untuk melihat hak veto ini dihapuskan.

“Karena cuma itu jalan untuk bisa melihat negara Palestina yang merdeka dan berdaulat,” ujarnya.

Baca Juga  WhatsApp Hadirkan Fitur Pencarian Pesan Berdasarkan Tanggal, Caranya Simpel Banget

Jansen menekankan, tidak ada gunanya terus diadakan pemungutan suara di PBB jika pada akhirnya semua diputuskan oleh satu negara saja, dalam hal ini adalah Amerika Serikat.

“Jika pemegang veto seperti Amerika mengatakan tidak, maka hasilnya tidak. Bahkan jika semua negara di dunia pun mendukung. Jadi omong kosong saja sebenarnya voting PBB ini,” kata dia.

Jansen menegaskan, kadang para pemegang veto inilah sebenarnya yang menjadi musuh terbesar bagi terjadinya perdamaian dan stabilitas dunia.

“Termasuk mereka juga yang membuat sebuah konflik jadi berlarut-larut. Namun, itulah hukum hidup di dunia, ‘yang kuat yang mengatur yang lain tinggal mengikuti & menyesuaikan,” kata Jansen Sitindaon memungkasi.

Related Articles

Back to top button