Lifestyle

Waspadai Stres Saat Bekerja Ternyata Picu Sakit Punggung

Hal ini terjadi karena tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres ketika kelenjar adrenal membuang hormon epinefrin (adrenalin), norepinefrin, dan kortisol ke dalam tubuh.

Sakawarta, Jakarta – Saat mengalami stres saat bekerja, merasa gelisah secara fisik dan emosional, otot akan menegang yang bisa menyebabkan sakit punggung.

Dilansir dari laman Well and Good pada Sabtu (20/4), profesor di Departemen Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi di UT Southwestern Medical Center di Dallas Kavita Trivedi DO mengatakan saat stres banyak hal terjadi dan salah satu gejalanya adalah sakit punggung.

Hal ini terjadi karena tubuh Anda mengalami reaksi kimia sebagai respons terhadap stres ketika kelenjar adrenal membuang hormon epinefrin (adrenalin), norepinefrin, dan kortisol ke dalam tubuh.

“Bahan kimia ini adalah bagian dari respons melawan-atau-lari tubuh Anda dan dapat meningkatkan regulasi reseptor rasa sakit,” kata Dr. Trivedi.

Saat menyadari bahwa Anda tengah stres, pikirkan bagaimana tubuh Anda meresponsnya. Otot-otot di bahu dan leher Anda mungkin tegang. Mungkin rahang Anda juga menegang.

“Saat stres, kecenderungan alami tubuh adalah mencoba melindungi dirinya sendiri, dan kita melakukannya dengan mengencangkan dan mengencangkan,” jelas Dr. Trivedi.

Jadi, Anda tidak hanya akan merasa lebih tidak nyaman, tetapi rasa sesak itu bisa langsung berubah menjadi rasa sakit dan di situlah nyeri punggung muncul.

Dr. Trivedi berujar, ketegangan otot akibat stres yang mempengaruhi tubuh bagian atas (leher, bahu) saling terhubung, karena kelompok otot yang sama yang melapisi seluruh tulang belakang Anda, dari atas ke bawah.

Baca Juga  Wisata Gunung Bromo Mendadak Ditutup Total, Ada Apa?

“Jika bagian atas punggung Anda kencang, pada akhirnya bagian tersebut dapat turun ke rantai untuk mengencangkan punggung bawah Anda juga,” jelasnya.

Orang yang melaporkan stres berat hampir tiga kali lebih mungkin mengalami nyeri pinggang dibandingkan mereka yang tidak mengalami stres, menurut sebuah studi pada Juli 2021 di Scientific Reports.

Penelitian lain yang diterbitkan dalam Frontiers in Public Health pada bulan Agustus 2020 terhadap petugas kesehatan yang mengalami nyeri punggung bawah menemukan bahwa mereka yang memiliki tingkat stres kerja yang tinggi dua kali lebih mungkin melaporkan nyeri punggung dibandingkan dengan mereka yang memiliki tingkat stres yang rendah.

Untuk meredakan ketidaknyamanan dalam jangka pendek, Dr. Trivedi mengatakan Anda dapat konsumsi obat anti inflamasi yang dijual bebas, seperti ibuprofen (Advil) atau naproxen (Aleve) atau acetaminophen (Tylenol) untuk mengurangi rasa tidak nyaman.

Selain itu, gunakan bantal pemanas pada area yang nyeri untuk mengendurkan otot atau oleskan obat topikal atau tempelan pereda nyeri. Jika sakit punggung Anda berhubungan dengan stres, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan. Salah satunya adalah melakukan pengecekan diri untuk mengidentifikasi pemicu stres apa yang menjadi penyebab utama.

Selain itu, menggabungkan manajemen stres untuk sakit punggung berarti mengandalkan beberapa keterampilan penghilang stres, seperti pernapasan dalam, peregangan, yoga, menghabiskan waktu bersama orang-orang terkasih, atau melakukan hal-hal yang menurut Anda menyenangkan, yang semuanya dapat membantu.

Related Articles

Back to top button