PTPP Peroleh Kontrak Baru Rp17,38 Triliun Sampai Agustus 2024
PTPP selama 2024 ini juga akan melakukan divestasi sebesar Rp1 triliun yang diperoleh dari holding 55 persen dan anak perusahaan 45 persen.
Sakawarta, Jakarta – PTPP (Persero) Tbk hingga 25 Agustus 2024 sudah memperoleh kontrak baru sebesar Rp17,38 triliun, sementara target hingga akhir tahun ini mencapai Rp32 triliun.
“Di sisa empat bulan ini kami tetap optimistis target perseroan memperoleh kontrak baru hingga Rp32 triliun akan tercapai,” kata Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto saat publik ekspos perseroan secara daring di Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Menurut dia, proyek baru yang diperoleh perusahaan BUMN konstruksi dan investasi tersebut hingga Agustus 2024, terbesar diperoleh dari proyek pemerintah sebanyak 38 persen, disusul BUMN 24 persen, serta swasta 38 persen.
Sementara target hingga akhir tahun ini komposisinya akan berubah yakni proyek BUMN diperkirakan akan mencapai 40 persen, pemerintah 38 persen, dan swasta 22 persen.
Selanjutnya, untuk delapan bulan pertama 2023 kontrak baru perseroan mencapai Rp22,56 triliun yang didapat dari swasta 48 persen, pemerintah 36 persen, dan BUMN 16 persen.
Jika dilihat dari lokasi proyek yang diperoleh perseroan per pulau, kata Agus, total mencapai 105 proyek dimana Pulau Jawa memperoleh 52 proyek, disusul Kalimantan 24 proyek, diikuti Sulawesi 9 proyek, Sumatera, Bali dan Nusa Tenggara masing-masing 7 proyek, Papua dan Maluku 4 proyek, dan di luar negeri khususnya di Filipina 2 proyek.
“Khusus untuk proyek di Filipina, perseroan sedang membangun MRT dan untuk di Kalimantan terbanyak adalah proyek di IKN,” kata Agus.
Ia berujar, perseroan selama 2024 ini juga akan melakukan divestasi sebesar Rp1 triliun yang diperoleh dari holding 55 persen dan anak perusahaan 45 persen, yang kebanyakan di sektor infrastruktur 63 persen dan properti, pabrik dan peralatan sebesar 37 persen.
Target divestasi yang akan dilakukan adalah PT Ultra Mandiri Telekomunikasi sebesar 100 persen, PT PP Infrastruktur 48 persen, PT PP Semarang Demak 24,10 persen, serta PT Celebes Railway Indonesia 47,81 persen.
“Tujuan dilakukan divestasi adalah merupakan strategi perusahaan yang fokus ke bisnis utama konstruksi,” kata Agus.