Politik

Anggota Komisi IX DPR Nuroji Pantau Sosialisasi Program MBG di Bekasi

Permasalahan gizi masih menjadi tantangan besar di Indonesia, termasuk di Kota Bekasi.

Sakawarta, Jakarta – Pemerintah bersama Komisi IX DPR RI dan mitra kerja Badan Gizi Nasional (BGN) melakukan sosialisasi implementasi program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Gedung Serbaguna Istanaku, Bekasi, Jawa Barat.

Acara untuk mengatasi permasalahan gizi di masyarakat tersebut dimulai pukul 08.00 WIB dan diikuti oleh 300-an peserta dari warga setempat. Sebagaimana diketahui, Program MBG merupakan salah satu program unggulan pemerintah Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming Raka.

Acara sosialisasi program MBG dihadiri oleh Anggota Komisi IX DPR RI Nuroji, Kepala SPPG BGN Jatiasih Kota Bekasi Erlinda Matondang, Analis Kebijakan Ahli Muda Dit. Promed Dep. Prokerma BGN Ade Tias Maulana.

Anggota Komisi IX DPR RI Nuroji menegaskan pentingnya menjaga pola makan hidup sehat untuk melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas.

Menurut dia, dengan adanya program MBG, diharapkan bisa menjadi solusi untuk menjawab tantangan tersebut.

“Kita semua tentu sepakat bahwa kesehatan adalah modal utama dalam membangun bangsa. Untuk itu, kita harus memberikan perhatian yang serius terhadap masalah gizi masyarakat, karena gizi yang baik adalah fondasi dari kesehatan yang optimal,” tutur Nuroji dalam keterangan resmi Kamis (22/5/2025).

Namun, Nuroji juga mengungkapkan bahwa permasalahan gizi masih menjadi tantangan besar di Indonesia, termasuk di Kota Bekasi.

“Kita masih menghadapi berbagai persoalan terkait kurang gizi, gizi buruk, serta masalah yang muncul akibat pola makan yang tidak sehat, seperti overweight dan obesitas,” terangnya.

Salah satu bentuk perhatian pemerintah dalam mengatasi masalah ini adalah melalui Badan Gizi Nasional (BGN). BGN merupakan lembaga yang memiliki tugas untuk melakukan pengelolaan, penelitian, dan pengembangan kebijakan terkait gizi di Indonesia.

“BGN hadir untuk memastikan agar setiap anak Indonesia dapat tumbuh dengan gizi yang cukup, agar mereka bisa berkembang dengan optimal dan menjadi generasi yang sehat dan produktif,” katanya.

Nuroji menyebut program MBG akan mencakup berbagai kegiatan mulai dari penanggulangan stunting, pendidikan gizi kepada masyarakat, hingga pemberdayaan masyarakat dalam menjaga pola makan sehat.

“Di Kota Bekasi, yang merupakan kota dengan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi yang sangat cepat, masalah gizi menjadi sangat relevan. Salah satu yang menjadi perhatian kita bersama adalah tingginya angka stunting yang masih terjadi di beberapa daerah, terutama di kalangan keluarga kurang mampu,” ungkap Nuroji.

Baca Juga  Prabowo: Pak Jokowi Menyiapkan Saya

Ia menekankan, stunting bukan hanya masalah pertumbuhan fisik, tetapi juga berdampak pada perkembangan otak anak, yang dapat memengaruhi kualitas sumber daya manusia di masa depan.

Ia menegaskan, sosialisasi program MBG bukan hanya tentang informasi yang diberikan kepada masyarakat, tetapi juga tentang aksi konkret yang dapat dilakukan untuk memperbaiki status gizi masyarakat, baik itu dalam bentuk pendidikan gizi, pemenuhan gizi seimbang, maupun pencegahan masalah gizi buruk.

Dalam rangka mendukung tujuan tersebut, Nuroji mengajak seluruh pihak, baik pemerintah daerah, tenaga kesehatan, akademisi, organisasi masyarakat, maupun media, untuk terus berkolaborasi.

“Program-program seperti Gerakan Masyarakat Sehat, Edukasi Gizi Seimbang, dan Pemberdayaan Posyandu harus terus diperkuat dan dilaksanakan dengan penuh komitmen,” katanya.

Ia berharap dengan adanya program MBG ini dapat membangun kesadaran masyarakat mengenai pentingnya menjaga pola makan sehat dan gaya hidup aktif.

Sebagai bagian dari upaya untuk menciptakan Indonesia yang sehat, Badan Gizi Nasional juga telah merumuskan beberapa kebijakan strategis yang dapat mendukung tercapainya kesehatan yang optimal bagi masyarakat Indonesia. Beberapa di antaranya adalah:

  1. Peningkatan pelayanan kesehatan gizi di tingkat puskesmas, yang merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan masyarakat di daerah.
  2. Pemberian makan bergizi pada ibu hamil dan balita, yang merupakan periode emas dalam tumbuh kembang anak.
  3. Pemberdayaan kader posyandu untuk melakukan pemantauan status gizi pada balita dan ibu hamil, serta memberikan edukasi tentang pola makan sehat.

Analis Kebijakan Ahli Muda Dit.Promed Dep.Prokerma BGN Ade Tias Maulana menyampaikan bahwa program MBG memerlukan kolaborasi baik dari pemerintah pusat, daerah hingga masyarakat untuk bersama-sama menjalankan program MBG.

“Kita juga harus meningkatkan koordinasi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, tenaga medis, dan masyarakat agar informasi dan kebijakan yang ada dapat diakses dan diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat. Semua pihak harus bekerja bersama untuk mengurangi angka stunting, gizi buruk, dan penyakit yang terkait dengan pola makan tidak sehat,” terang Ade Tias.

“Permasalahan gizi bukan hanya tanggung jawab sektor kesehatan saja, tetapi menjadi tanggung jawab kita semua, baik itu masyarakat, pemerintah, maupun sektor swasta. Oleh karena itu, mari kita bersinergi dalam meningkatkan kualitas gizi masyarakat, khususnya di Kota Bekasi ini,” ujar Ade Tias memungkasi.

Related Articles

Back to top button